Agastya Juga Jadi Kekhawatiran KONI Karangasem

agastya-juga-jadi-kekhawatiran-koni-karangasem
Ket Foto : Ketua Umum KONI Karangasem I Gede Suadi. Foto : bfn/ena

DENPASAR, Balifactualnews.com – Tak hanya Pengprov PJSI Bali saja yang khawatir dengan judoka putra dan putrinya yang menghuni pelatnas Indonesia tak bisa turun di Babak Kualifikasi (BK) PON 2023 atau PON 2024, namun KONI Kabupaten Karangasem juga merasakan hal sama. Pasalnya judoka putranya I Gede Agastya, asal Desa/Kecamatan Bebandem, Karangasem juga menghuni pelatnas.

Kabarnya, jika judoka Bali penghuni pelatnas bisa saja tidak boleh turun di BK PON 2023 yang menggunakan sistim mengumpulkan poin di beberapa even nasional oleh pihak pelatnas atau karena berbenturan waktunya dengan even internasional yang mengharuskan judoka pelatnas ambil bagian.

“Judo memang menjadi bagian dukungan penuh kami dari KONI Karangasem meski bukan berarti mengabaikan cabang olahraga (cabor) lainnya. Intinya cabor atau atlet Karangasem yang memiliki potensi lolos PON 2024 di BK PON 2023 pasti kami dukung. Dan soal Agastya jelas itu saat ini masih kami tunggu kepastiannya apakah bisa turun di BK PON 2023 atau tidak. Kami sudah mengkomunikasikan dengan pelatihnya untuk mempertanyakan ke pihak pusat. Kalau benar Agastya tidak bisa turun di BK PON 2023 ini jelas merugikan kami,” ungkap Ketua Umum KONI Karangasem I Gede Suadi saat dihubungi, Selasa (22/8/2023).

Kendati begitu, dirinya tetap berharap besar dengan komunikasi dan koordinasi dengan pelatih Agastya dengan pihak pusat ada kebijakan lain dari PB PJSI berkaitan dengan Agastya agar bisa lolos PON 2024.

Terlepas soal Agastya, KONI Karangasem kini juga mulai melakukan pemetaan grade untuk cabor anggotanya. “Saat ini dari 36 cabor anggota KONI Karangasem, 13 cabor sudah masuk grade. Dengan grade ini beberapa sudah punya program tapi belum bisa maksimal dijalankan karena ada ada kendala BK PON,” terang Gede Suadi.

KONI Karangasem sendiri tahun 2023 ini memperoleh hibah dari Pemkab Karangasem Rp.3 miliar dan sudah dihitung nilainya untuk cabor sesuai grade atau level prestasinya. Diantara cabor yang masuk grade diantaranya Judo, Petanque dan Muaythai yang sangat aktif berkegiatan. “Karena itulah kami dorong untuk beruji coba atau mengikuti kejuaraan di luar Bali dan mereka sudah melakoninya,” pungkas Gede Suadi. (ena/bfn)