Alun Laut Tinggi, Tim SAR Kesulitan Sisir Keberadaan Nelayan I Wayan Koti

banner 120x600

“Gelombangnya benar-benar besar. Perahu kami oleng hingga membuat bapak jatuh ke laut. Saya  berupaya mengambilnya, namun gagal”

( I Kadek Sumitra/Nelayan )

Tim SAR saat melakukan penyisiran keberadaan nelayan Wayan Koti Arta yang jatuh diperairan Banyuning, Desa Bunutan Abang, Karangasem.

KARANGASEM, Balifactualnews.com—Tim  gabungan Basarnas Karangasem masih melakukan pencarian terhadap keberadaan  Wayan Koti Arta (53) nelayan  asal Banyuning, Desa Bunutan Kecamatan Abang, Karangasem yang jatuh saat melaut di perairan Banyuning, Rabu 6 Okbtober 2021 pagi tadi.

Pencarian  pagi hari hingga sore  hasilnya masih nihil.  Selain karena terganggu kencangnya angin laut,  tim  gabungan yang terdiri dari Bakamla, Balawista BPBD Karangaem, Satpolairud dan Basarnas Karangasem, cukup kesulitan melakukan penyisiran karena alun laut sangat tinggi.

Koordinator Pos Pencarian dan Perlindungan Basarnas Karangasem, I Gusti Ngurah Eka Widnyana, mengatakan, pencarian hari pertama   untuk sementara dihentikan mengingat cuaca  di perairan  kurang bersahabat.  Pencarian akan dilanjutkan Kamis 7 Oktober 2021 besok.

“Penyisiran hari pertama masih di wilayah perairan Banyuning, Bunutan dan Seraya, tapi penyisiran target sedikit kesulitan karena udara di laut berhembus sangat kencang  dengan alun yang sangat tinggi,” ucap Ngurah Eka Widnyana.

Seperti dimediakan sebelumnya,  nelayan Koti dilaporkan  nyemplung (jatuh) saat melaut diperairan setempat, Rabu (6/10). Informasi yang dihimpun, Koti  berangkat  melaut bersama anaknya I Kadek Sumitra pukul 04.30Wita. Namun baru satu jam atau sekitar pukul 05.00 Wita berada di perairan dalam wilayah Banyuning, dia tiba-tiba terjatuh karena gelombang pagi itu sangat besar.

Ini juga diakui anak korban Kadek Sumitra. Kepada awak media dia menuturkan, bahwa gelombang pasang di perairan tersebut sangat besar dengan ketinggian sekitar  3 meter.

“Gelombangnya benar-benar besar. Perahu kami oleng hingga membuat bapak saya jatuh ke laut. Saya  berupaya mengambilnya,  namun gagal,” ucap Sumitra.

Sumitra tak menyerah, saat itu juga dia terus berupaya melakukan pencarian  tak jauh dari lokasi ayahnya terjatuh, namun dia gagal menemukan keberadaan ayahnya.

“Satu jam lebih saya melakukan pencarian, tapi   Bapak tidak bisa ditemukan. Bahkan pencarian saya lakukan sampai ke perairan Gili Selang,” kenangnya.

Pasrah akan  kondisi ayahnya, Sumitra memilih  menepi dan menyampaikan kejadian yang menimpa ayahnya pada nelayan setempat dan diteruskan ke Pos Pencarian dan Pertolongan Basarnas Karangasem.  (tio/bfn)