KARANGASEM, Balifactualnews.com–Desa Adat Seraya, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem kembali menggelar festival budaya. Kegiatan bertajuk “Seraya Culture Fest 2023”, selain sebagai upaya pelestarian tradisi, juga untuk mempromosikan pariwisata yang ada di desa tersebut.
Bendesa Adat Seraya I Made Salin, kepada wartawan, Minggu (1/10), mengatakan, Seraya Culture Fest 2023, tetap mengedepankan tradisi Gebug Ende sebagai maskot. Kendati demikian, gelaran festival kali kedua ini juga mengangkat tradisi lainnya, salah satunya Dulangan (Banten persembahan mirip banten pajegan atau gebogan, namun sarananya seperti didominasi jajanan goreng khas Desa Adat Seraya).
“Kegiatan ini kembali kami laksanakan. Selain untuk mengembalikan eksistensi budaya di Desa Adat Seraya. Kegiatan ini juga sebagai ajang promosi pariwisata, pengembangan ekonomi wisata, serta UMKM,” ujar Salin.
Serara Culture Fest 2023, lanjut Salin, akan dilaksanakan mulai 6-8 Oktober di dipusatkan di Lapangan Ki Kopang. Sebagai maskor, Gebug Ende juga ditampilkan, namun bersifat tradisi dan tidak sakral.
“Gebug Ende yang disakralkan akan dilaksanakan pada 3-5 Oktober di Pura Bale Agung pukul 16.00,” terangnya.
Ketua Panitia Seraya Culture Fest, I Wayan Supartama menjelaskan, festival Seraya, sejatinya sudah dilaksanakan sejak tahun 2014 di GOR Teraya. Tahun 2022 pusat pelaksanaan festival di Geser ke lapangan Ki Kopang.
“Astungkara dengan segala keterbatasan, pelaksanaan festival tahun lalu berjalan dengan baik. Kekurangan pelaksanaan tahun lalu kami maksimalkan dalam festival tahun ini,” kata Supartama.
Supartama menjelaskan, cakupan festival tahun ini jauh lebih luas dari tahun sebelumnya. “Ya, kalau tahun lebih lebih fokus pada Gebug Ende, UMKM, dan hiburan. Tapi festival tahun ini kami mengangkat tradisi yang masih terpendam, salah satu Dulangan Mepeed,”ungkapnya.
Tradisi Dulangan Mepeed (mirip banten gebogan) sudah dilaksanakan tanggal 28 September 2023 lalu, bersamaan Usaba di Pura Puseh, Desa setempat.
“Selama jalannya festival, kami juga membuat lomba foto untuk umum. Hasil karya foto terbaik dari teman-teman fotografer akan dinilai oleh tim juri profesional. Sebagai desa yang masyarakatnya kebanyakan menjadi nelayan, kami juga menggelar lomba mancing yang dilaksanakan di Pantai Bias Lantang pada 8 Oktober mendatang,” jelasnya.
Sementara itu, Kabid Disbudpar Karangasem, Ana Istiana sangat mengapresiasi pelaksanaan festival Seraya tersebut. Menurutnya, festival yang berlangsung selama satu pekan itu tidak saja sebagai ajang promosi pariwisata Karangasem, juga akan mampu membangkitkan usaha UMKM masyarakat. “Kami sangat mendukung kegiatan ini. Kami berharap kegiatan ini bisa terus berlanjut,” tandasnya. (tio/bfn)