________________________________________________________________________________
KLUNGKUNG – Puncak Peringatan UT Puputan Klungkung yang ke 111 tahun ini lain dari biasanya. Peserta upacara menggunakan pakaian adat Bali yang serba putih. Ini dilakukan untuk mengingatkan bepata heroiknya Puputan Klungkung. Dimana Laskar Raja Klungkung beserta keluarga Raja dan Para Patih ikut dalam perang habis habisan tersebut. Saat itu mereka menggunakan pakaian serba putih sebagai tanda siap untuk puputan.
Dimana pada pertempuran tanggal 28 April 1908 tersebut kerajaan Klungkung menjadi lautan darah. Ratusan orang berpakaian serba putih gugur dalam pertempuran tersebut. Bahkan Raja Klungkung I Dewa Agung Jambe II (1903-1908) gugur juga gugur sebagai kusuma bangsa dengan badan yang penuh luka.
Sebelumnya api perlawanan terhadap colonial Belanda di Klungkung sudah mulai lebih awal di Desa Gelgel. Pemidunya adalah patrol tentara Belanda saat itu yang masuk wilayah Gelgel. Sebagai kerajaan yang berdaulat apa yang dilakukan Belanda tersebut telah melanggar ketentuan dan membuat pembesar kerajaan tidak terima. Sehingga terjadi pertempuran di Desa Gelgel 13-16 April 1908. Akhirnya patrol Tentara Belanda di Gelgel pun di serang prajurit kerajaan Klungkung. Walaupun kalah senjata namun pasukan Kerajaan Klungkung bertempur dengan gagah berani.
Benar saja Raja para patih dan sebagian besar prajuritnya gugur dalam pertempuran dahsyat tersebut. Peristiwa heroik inilah yang dikenang dengan nama Puputan Klungkung. Sementara itu HUT Puputan Klungkung ke 111 dan HUT Kota Semarapura ke 27 dirangkaikan dengan peringatan Hari Otonomi Daerah yang ke 23.
Apel dihadiri langsung Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta yang juga menggunakan pakaian serba putih. Apel ini dilakukan di lapangan Puputan Klungkung Minggu (28/4/2019).
Apel dihadiri juga Wakil Bupati Klungkung Made Kasta, Wakil Ketua 1 DPRD Kabupaten Klungkung I Nengah Ariyanta, Wakil Ketua II DPRD Kabupaten Klungkung I Wayan Buda Parwata, Sekda Klungkung I Gede Putu Winastra, Ida Dalem Semaraputra, jajaran (OPD) Organisasi Perangkat Daerah, Jajaran TNI/Polri, anggota Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Kabupaten Klungkung serta undangan lainnya.
Gubernur Bali Wayan Koster dalam sambutan tertulis dibacakan Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta menyatakan, pelaksanaan Peringatan hari Puputan Klungkung ke-111 dan hari Ulang Tahun ke-27 Kota Semarapura Tahun 2019 tidak sekedar serimonial untuk mengekspresikan kegembiraan atas keberhasilan yang telah dicapai selama ini.
Namun untuk introspeksi diri dan evaluasi secara komperhensip demi terwujudnya kesejahteraan masyarakat Klungkung sebagai bagian dari masyarakat Bali yang sejahtera dan bahagia secara sekala dan niskala.
“Oleh karena itu peringatan hari jadi harus disikapi secara arif dan bijaksana sebagai refleksi bagi generasi sekarang untuk berjuang membangun daerah dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat tanpa melupakan perjuangan para pendahulu kita akan peristiwa heroik menjadi penyemangat dalam melanjutkan perjuangannya,” ujar Gubernur Koster.
Gubernur Wayan Koster menilai tema peringatan yakni “Wartamana Gora Kanta” (Aktualisasi Perjuangan Lampau Menuju Kegemilangan) sejalan dengan wujud nyata dari jiwa dan semangat patriotisme masyarakat Klungkung dimasa lalu pada peristiwa Puputan Klungkung dan menjadi tonggak sejarah untuk bersatu dan menjadi inspirasi untuk mewujudkan masa depan kabupaten yang unggul dan sejahtera sebagai bagian dari Bali era baru.