DENPASAR, Balifactualnews.com – Beberapa orang terutama wanita kerap kali dipusingkan dengan masalah hormonal. Gangguan hormonal ini dalam istilah kedokteran disebut Polycystic Ovary Syndrome atau PCOS.
Disampaikan dr. Putu Prabhawati Dwikrisna, PCOS yakni gangguan hormonal yang cukup sering dialami perempuan usia subur. Salah satu masalah utama yang sering muncul pada PCOS adalah berat badan yang sulit turun, meskipun sudah berusaha menjaga pola makan. Hal ini terjadi karena PCOS sering disertai resistensi insulin, yaitu kondisi ketika tubuh tidak bisa menggunakan gula darah dengan baik.
Baca Juga : BPJS Kesehatan Deputi Wilayah XI Komitmen ajak Peserta Manfaatkan Kemudahan Layanan BPJS
Akibatnya, kadar gula dan hormon insulin meningkat, membuat tubuh lebih mudah menyimpan lemak. Namun, berat badan bisa dikendalikan jika penderita PCOS menerapkan pola makan sehat dan seimbang.
“Faktor hormon dan usia. Setelah usia 30 tahun, metabolisme mulai melambat. Pada wanita, ketidakseimbangan hormon (seperti PCOS atau menopause) juga bisa menyebabkan penumpukan lemak di perut,” tutur dr. Prabhawati Dwikrisna, di Denpasar, Jumat (14/11/2025).
lanjutnya, beberapa panduan nutrisi yang bisa membantu tak lain seperti pilih makanan alami, bukan olahan. Utamakan makanan segar seperti sayur, buah, ikan, ayam tanpa kulit, telur, dan kacang-kacangan.
“Hindari makanan instan, gorengan, atau yang tinggi lemak jenuh. Pola makan gaya mediterania yaitu banyak sayur, buah, minyak zaitun, dan ikan yang terbukti membantu menurunkan berat badan serta memperbaiki keseimbangan hormon pada penderita PCOS, lalu pilih Karbohidrat “baik” yaitu karbohidrat kompleks yang memiliki indeks glikemik rendah, seperti nasi merah, oatmeal, ubi, jagung, dan roti gandum,” sebutnya.
Baca Juga : Ny. Seniasih Giri Prasta Gandeng Perangkat Daerah Sosialisasikan Kesehatan dan Lingkungan di Gianyar
Ny. Seniasih Giri Prasta Gandeng Perangkat Daerah Sosialisasikan Kesehatan dan Lingkungan di Gianyar
Diakui dr Putu Prabhawati Dwikrisna, lemak tidak selalu buruk. Lemak sehat dari alpukat, kacang, biji chia, ikan laut, dan minyak zaitun justru membantu mengurangi peradangan dan menjaga keseimbangan hormon. Batasi gula dan minuman manis seperti soda, teh kemasan, atau kopi susu bisa membuat kadar insulin meningkat cepat. Jadi, biasakan untuk mengkonsumsi air putih, air kelapa, atau teh tanpa gula. Perbanyak konsumsi serat seperti sayur dan buah kaya serat membantu menstabilkan gula darah dan menurunkan kadar kolesterol.
Disarankannya, agar memilih buah yang tidak terlalu manis seperti apel, pir, atau beri. Lakukan gaya hidup sehat seperti berolahraga rutin 3–5 kali seminggu, tidur cukup, serta mengelola stres karena kombinasi pola makan sehat dan gaya hidup aktif terbukti membantu menurunkan berat badan dan memperbaiki siklus menstruasi.
“Penurunan berat badan sekitar 5–10% saja sudah bisa memberi dampak besar: siklus haid lebih teratur, kulit lebih bersih, dan energi tubuh meningkat. Jadi, kuncinya adalah makan sehat secara konsisten, bukan diet ekstrem,” terang dr. Prabhawati Dwikrisna. (ena/bfn)
