Bobol Dua Mesin ATM, Sindikat Bawa Kabur Uang Ratusan Juta

bobol-dua-mesin-atm-sindikat-bawa-kabur-uang-ratusan-juta
Petugas Inafis Polres Karangasem saat melakukan olah TKP mesin ATM Bank BPD Bali kantor kas cabang pembantu Bebandem.

KARANGASEM, Balifactualnews.com—Dua mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) yang ada di wilayah hukum Polres Karangasem dibobol  maling yang diduga sindikat  spesialis penguras uang di mesin ATM. Kasusnya mirip dengan kejadian di Denpasar dan Surabaya.  Pelaku yang berhasil membawa uang ratusan juta masih dalam penyelidikan pihak kepolisian.

Kapolres Karangasem AKPB Ricko AA Taruna, dikonfirmasi, Minggu (6/11/2022) mengatakan, kedua mesin ATM yang  dibobol maling, yakni mesin ATM milik Bank BPD Bali pada kantor kas cabang pembatu Kecamatan Bebandem dan mesin ATM milik Bank BNI di wilayah Candidasa, Kecamatan  Karangasem. Kasus itu terjadi pada hari yang sama, yakni, Jumat (4/11) dini hari  dalam waktu yang berbeda.

Kapolres menjelaskan, antara kejadian di Bebandem dengan yang  di Candidasa waktunya berselang satu jam. Di ATM  kantor kas pembantu Bank BPD Bali di Desa Bebandem,  pelaku berhasil membawa kabur uang tunai Rp138 juta. Sedangkan aksinya di mesin ATM Bank BNI di Candisa, pelaku berhasil menguras uang yang ada di mesin ATM sebesar Rp60 juta.

“Pelakunya masih kami selidiki, tapi dari ciri-ciri fisik yang termonitor dari CCTV mesin ATM Bank BPD Bali kantor kas pembantu Bebandem, pelakunya bertubuh tinggi besar,” terang Kapolres.

CVU mesin ATM BNI di Candidasa, Kecamatan Karangasem di rusak maling yang diduga sindikat

Rekaman CCTV, lanjut Kapolres,  juga memperlihatkan pelaku yang  menggunakan pakaian serba tertutup, mengawali aksinya dengan menyemprotkan cairan  kepada kamera CCTV.    Kendati  rekaman video terlihat kabur, namun dalam rekaman CCTV memperlihatkan ciri-ciri fisik pelaku.

“Dua orang terlihat masuk. Pertama  pelaku dengan  tubuh tubuh tinggi besar yang masuk ke mesin ATM. Dia terlihat menyemprotkan cairan kea rah CCTV, setelah itu disusul oleh satu pelaku lainnya.  Ada dugaan pelakunya sindikat, karena kasus serupa juga terjadi di wilayah Denpasar dan Surabaya,” terang AKBP Ricko AA Taruna.

Sedangkan  kasus yang terjadi pada mesin ATM Bank BNI Candidasa, pelakunya beraksi dengan merusak kabel CVU  mesin ATM.  Ada dugaan  kabel itu dirusak untuk memudahkan pelaku menyambungkan ke HP genggam atau laptop yang dibawa pelaku. Dari alat piranti lunak  yang dibawa, pelaku berhasil  menarik uang  di mesin ATM dengan merusak sistem yang ada.

“Kasus   pencurian uang pada mesin ATM Bank BNI di Candidasa belum dilaporkan, tapi petugas kami  sudah melakukan olah TKP. Dalam aksinya pelaku barhasil  menarik uang ATM milik Bank BNI sebesar Rp60 juta,” terang Kapolres.

Mengungkap kasus itu, lanjut Kapolres, pihaknya saat ini sudah berkoordinasi dengan Polresta Denpasar karena sudah lebih duluan menangani kasus tersebut. “Beberapa barang bukti sudah kami amankan, mudah-mudahan  koordinasi yang kami lakukan dengan para pihak pelakunya segera bisa diungkap,” harap Ricko AA Taruna.

Kasus pencurian di mesin ATM Bank BPD Bali kantor kas cabang pembatu Bebandem, diketahui  berawal dari keinginan seorang nasabah untuk menarik  uang di ATM tersebut, Jumat (4/11) sekira pukul 07.30 Wita. Keingganan nasabah tersebut untuk menarik uang di mesin ATM tidak bisa karena  mesin ATM dalam keadaan mati.

Penasaran, nasabah tersebut lantas menanyakan kepada  I Made Pustaka, karyawan Bank BPD Bali yang bertugas di kantor kas pembantu Bebandem.  Mendapatkan laporan itu, pria asal  Banjar Kelodan, Desa Datah, Kecamatan Abang, ini mengecek ke dalam ruangan mesin ATM dan mendapati lampu dalam ruangan mesin ATM masih dalam keadaan menyala, sedangkan mesin ATM dalam keadaan mati. Melihat kondisi itu, Pustaka mesin ATM  dalam keadaan gangguan.

Selanjutnya sekira pukul 08.00 Wita, Pustaka lantas menyampaikan kepada  Ni Made Suariani,  selaku pimpinan kantor kas pembantu Bank BPD Bali di Kecamatan Bebandem,  sekaligus sebagai pihak yang melaporkan kejadian itu ke pihak berwaji.  Kepada Suariani, Pustaka mengatakan, bahwa mesin ATM  dalam keadaan gangguan (mati).

Tidak mau buang-buang waktu, saat itu juga Suariani menghubungi teknisi mesin ATM  untuk segera melakukan pengecekan. Singkat cerita  teknisi mengecek ke ruang ATM untuk menghidupkan mesin ATM, setelah mesin ATM berfungsi, selanjutnya teknisi meninggalkan ruang mesin ATM.

Tetapi, sekira Pukul 10.00 Wita,  kembali ada nasabah yang datang dan memberitahukan kepada Made Pustaka, bahwa mesin ATM tidak bisa dipergunakan untuk menarik uang. Mendapat keluhah itu, Pustaka  kembali memberitahukan pelapor bahwa mesin ATM rusak lagi dan  Suarinai kembali menghubungi  teknisi mesin ATM melalui telpon.

Percakapan dalam telpon, teknsi mesin ATM lantas  menuntut untuk melihat di layar ATM dan muncul tulisan Cassete MT (Kosong).  Selanjutnya Suariani mengambil kunci ATM untuk melakukan pengisian uang bersama Ni Wayan Suartiasih, salah satu teller  yang ada disana.

Bersama Suasrtiasai,  pelapor  mengambil 3 Cassete dan membawa ke ruang teller untuk mengecek sisa uang di Cassete. Setelah dibuka 2 Cassete besar dalam keadaan kosong, sedangkan 1 buah Cassete kecil masih berisi uang sejumlah Rp8.700.000

Kasus pencurian uang dimesin ATM mulai terkuak, saat pelapor bersama tallernya  mencocokan data sisa saldo yang ada di komputer dengan data riil dalam Cassete. Dalam proses pengisian buka Cassete diketahui data sisa saldo di komputer tidak sesuai dengan jumlah riil di Cassete.

“Data data di komputer sisa saldo sekitar Rp146.000.000,- namun yg tersisa didalam Cassete hanya Rp8.700.000, dan itu merupakan uang lusuh/rejek yang tidak bisa keluar dan tersimpan dalam kotak tersendiri didalam bagian Cassete mesin ATM,” terang Suariani saat melaporkan kejadian itu ke Polsek Bebadem .

Merasakan ada yang ganjil, lanjut Suariani, dia lantas mengecek rekaman CCTV. Dalam rekaman CCTV diketahui sekira pukul 01.00 Wita (dini hari)  terlihat ada orang yang masuk ke mesin ATM  dengan menyemprotkan cairan khusus ke CCTV. (tio/bfn)

Exit mobile version