Depresi, Tusan Tewas Gantung Diri

depresi-pekak-darpa-gantung-diri-di-gudang
Foto Ilustrasi
banner 120x600
Foto ilustrasi

KARANGASEM, Balifactualnews.com—Kasus mati ulah pati dengan cara gantung diri, terus mengalami peningkatan di wilayah hukum Polres Karangasem. Bahkan, melengkapi libur lebaran Idul Fitri 1443 H, tercatat ada dua kasus kematian dengan lakon yang sama, depresi akibat sakit yang diderita tak kujung sembuh.

Kasus teranyar terjadi di Desa Banjar Dinas Kesimpar Kelod Dulu, Desa Kesimpar, Kecamatan Abang, Rabu (4/5/2022) pagi. Korbannya I Wayan Tusan (64). Hasil olah TKP yang dilakukan petugas kepolisian sektor Abang, korban nekat gantung diri karena mengalami depresi akut akibat sakit struk yang diderita tak kunjung-kunjung sembuh.

“Jauh sebelumnya, korban sudah sempat melakukan percobaan bunuh diri dengan cara yang sama, tapi aksinya berhasil digagalkan pihak keluarga,” kata Kapolsek Abang AKP Kadek Suadnyana, dikonfirmasi, Kamis (5/5/2022).

Pagi itu, sebelum ditemukan gantung diri di kamar tidurnya, sekitar pukul 06.00 korban sempat dilihat Ni Ketut Reni, istrinya, sudah bangun dan sempat jalan-jalan di sekitar pekarangan rumah. Mendapati suaminya sudah terbangun, Reni lantas meninggalkannya memasak ke dapur. Sampai disini kondisi masih aman.

Tapi saat hendak masuk kamar, sekitar pukul 07.00, Reni benar-benar dibuat panik. Begitu pintu kamar tidur dibuka, dia mendapati suaminya sudah terbujur kaku tak bernyawa, tergantung di plapon rumah menggunakan tali plastic. Temuannya itu lantas disampaikan ke keluarga besar dan dilaporkan ke Polsek Abang melalui Bhabinkamtibmas Desa Kesimpar.

Tak berselang lama dari laporan itu, petugas datang melakukan olah TKP. Hasil indentifikasi jenazah korban, petugas tidak menemukan ada tanda-tanda kekerasan akibat perlakuan orang lain.

“Korban murni meninggal dunia karena gantung diri. Informasi dari pihak keluarga, korban mengalami depresi akibat sakit struk yang diderita tidak kunjung sembuh. Keluarga korban sudah mengiklaskannya dan menganggap kejadian itu bagian dari musibah dan menolak untuk dilakukan otupsi,” terang AKP Kadek Suadnyana.

Sehari sebelumnya, Selasa (3/5/2022), mati ulah pati dengan cara gantung diri juga terjadi di Banjar Dinas Pengawan, Desa Sibetan Bebandem. Kasusnya hampir sama dengan yang dialami Tusan. Gara-gara sakit batu ginjal yang diderita, membuat I Nyoman Pasek (79) depresi dan nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri pohon melinjo yang tertanam di kebun salak miliknya.

Kejadian itu pertama kali diketahui istrinya Ni Made Rai (67), sore itu sekitar pukul 14.00 di hendak mencari keberadaan sang suami karena saat dicari kerumah tidak ada. Baru 100 meter keluar dari pekarangan rumah, Ni Rai mendapati suaminya sudah tergantung di pohon melinjo dalam kondisi tak bernyawa. Kabar duka itu lantas disampaikan kepada anaknya Wayan Suka (42) dan keluarga. Korban masih dalam kondisi tergantung langsung diturunkan, dengan harapkan nyawanya masih bisa tertolong. Sayang saat diturunkan, korban dalam kondisi tak bernyawa. Saat itu juga mayat korban langsung dibawa pulang ke rumah duka.

Kapolsek Bebandem AKP I Wayan Gede Wirya didampingi Kanit Reskrim IPDA I Gede Alit, membenarkan kejadian itu. “Kecuali bekas jeratan tali nilon di leher, pada tubuh korban tidak ditemukan ada tanda-tanda kekerasan akibat perlakuan orang lain. Korban meninggal dunia murni karena gantung diri,” tegas AKP Wayan Gede Wirya. (ger/bfn)