Desa Ban Menjadi Daerah Khusus Penanganan Stunting

desa-ban-menjadi-daerah-khusus-penanganan-stunting
Foto: Wakil Bupati Karangasem I Wayan Artha Dipa saat membuka KIE Percepatan Penurunan Stunting di Banjar Cucut, Desa Ban, Kecamatan Kubu, Selasa (19/9).

KARANGASEM, Balifactualnews.com — Desa Ban Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem menjadi daerah khusus dalam penanganan stunting di Karangasem. Hal itu dikatakan Wakil Bupati Karangasem I Wayan Artha Dipa, saat membuka kegiatan Promosi dan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) Percepatan Penurunan Stunting Wilayah Khusus Bersama Mitra Kerja, di Banjar Cucut Desa Ban, Kecamatan Kubu, Selasa (19/9).

Selain Wabup Artha Dipa, kegiatan tersebut juga dihadiri Anggota Komisi IX DPR RI I Ketut Kariyasa Adnyana, dan Perbekel Desa Ban I Gede Tamu Sugiantara, serta undangan lainnya. Pada kesempatan itu, Artha Dipa menjelaskan, angka stunting di Desa Ban, awalnya berjumlah 133 orang. Berkat kerjasama semua pihak, jumlah tersebut berhasil diturunkan menjadi 99 orang.

“Melihat angka stunting yang ada, saat ini Desa Ban menjadi daerah khusus dalam penanganan stunting di Karangasem,” kata Artha Dipa.

Artha Dipa berharap, kegiatan KIE Penurunan angka stunting tersebut bisa berkelanjutan, sehingga berdampak terhadap penurunan angka stunting di wilayahnya. “Percepatan penurunan stunting sudah diamanatkan dengan Perpres yang ditargetkan 6,6 persen. Tahun 2022 penurunan stunting di karangasem 9,2 persen dari sebelumnya yang 22,9 persen,” ungkapnya.

Masih tingginya angka stunting tersebut, lanjut Artha Dipa, Pemkab Karangasem masih terus melakukan validasi data. Pasalnya dari data yang diinput angka stunting di Karangasem saat ini sudah turun menjadi 6,09 persen. Tapi data dari pusat dengan menggunakan sistem sampling 400 kk menemukan data sebesar 9,2 persen. Padahal data yang diinput Dinas Kesehatan angka stunting di Karangasem saat ini sudah turun menjadi 6,09 persen.
“Berbicara stunting harus berbicara masalah data. Data yang di input harus pasti, karena ini adalah masalah perseorangan,”tegas Artha Dipa. (tio/bfn)