Di Karangasem, Desa Sengkidu  dan Desa Ulakan Masuk Zona Rawan Tsunami

Koordinator Bidang Mitigasi BMKG, Dr Daryono saat memaparkan bahwa pesisir Desa Sengkidu dan Desa Ulakan, Manggis, sangat rawan terhadap bencana gempa bumi yang memicu tsunami.

KARANGASEM,Balifactualnews.com—Wilayah Desa Sengkidu dan Desa Ulakan, Kecamatan  Manggis, Kabupaten Karangasem, Bali, dinilai sangat rawan terhadap bencana gempa bumi dan tsunami.  Hal ini juga diakui Koordinator  Bidang  Mitigasi BMKG, Dr Daryono, disela-sela  pembekalan  susur jalur evakuasi  kepada para peserta Sekolah Lapang Geofisika (SLG) di Dusun Menira, Desa Sengkidu, Jumat 4 Juni 2021.

Dalam catatan sejarah gempa dan tsunami yang dimiliki, Dr Daryono mengatakan wilayah perairan Sengkidu  dan Ulakan sudah empat kali  diterjang gelombang tsunami. Kejadian itu diawali dari tsunami pada tahun 1815 yang memunculkan banyak kerusakan dan korban jiwa.  Tsunami yang dikenal dengan gejer Bali ini, kata Daryono  akibat  aktivitas Maga Trush Selatan Bali   berkekuatan 8,2 Magnitodo.

Selanjutnya tsunami juga terjadi  pada 1979. Kendati tidak memunculkan dampak kerusakan,  tsunami kiriman dari selatan Sumbawa itu  juga memicu ketinggian gelombang  antara 2 hingga 4 meter. Hal sama juga terjadi di tahun  1994, dimana gelombang tsunami  merupakan kiriman dari Mega Trush selatan Banyuwangi.

“Tidak ada yang bisa memprediksi bencana gempa bumi dan tsunami itu terjadi. Tetapi, kita juga tidak boleh mengabaikan bahwa tsunami  yang sempat terjadi di perairan Sengkidu dan Ulakan adalah fakta. Syukurnya Mega Trush  selatan Bali hingga memicu tsunami  yang terjadi selama ini masih berkekuatan rendah,” ucapnya.

Dia menegaskan, SLG yang dipusatkan di Dusun Menira, Desa Sengkidu, merupakan bagian dari edukasi  kepada masyarakat di dua desa tersebut.  Bukan hanya itu,  SLG juga bertujuan untuk mengingatkan masyarakat  agar selalu waspada dan   bisa memahami ilmu  mitigasi kebencanaan dan memahami jalur-jalur evakuasi  sebagai antisipasi dini  terhadap kemungkinan adanya bencana  tersebut.

“SLG bertujuan untuk mengingatkan masyarakat  agar siaga  terhadap adanya bencana tsunami.  Mulai dari pemahaman ilmu mitigasi, memahami jalur evakuasi, dan membuat titik kumpul yang aman bagi masyarakat,” pungkas Daryono. (tio/bfn)

Exit mobile version