KARANGASEM, Balifactualnews.com—Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan, Kabupaten Karangasem bergerak sigap dalam menangani kasus kematian ternak sapi secara misterius di Desa Ban, Kecamatan Kubu.
Hasil investigasi dan olah data yang dilakukan UPTD Puskeswan,Minggu (11/6/2023), dipastikan dua ekor sapi betina milik I Nengah Ngatag yang mati Sabtu (10/6/2023) sore, dipastikan bukan karena terpapar virus PMK. Pasalnya dua ekor sapi yang mati itu memiliki ciri-ciri perut kembung dan keluar leleran (busa) dari mulut.
“Kecil kemunginan dua ekor sapi yang mati itu terpapar virus PMK, karena keduanya sudah divaksin tahap I dan tahap II. Tiga bulan lalu, tiga ekor sapi milik Pak Ngatag juga mati dengan ciri-ciri yang yang sama,” kata Kadis Pertanian Pangan dan Perikanan Karangasem, I Nyoman Siki Ngurah.
Dijelaskan, investigasi dari Tim Puskeswan, juga mengungkap, bahwa, tiga ekor sapi milik Ngatag, yakni dua ekor sedang bunting dan satu ekor masih usia dua tahun (muda) mengalami gejala sakit aneh setelah diberi pakan rumput yang dicarikan Ngatag di kebunnya.
Ngatag sendiri memberi makan sapinya pukul 09.00 Wita, semua sapi yang ada di kandang saat itu kondisinya masih biasa-biasa saja. Sekira pukul 15.00 Wita Ngatag kembali ke kandang untuk memberi minum hewan peliharaannya. Sejauh ini masih biasa-biasa saja dan tiga ekor sapi miliknya terlihat lahap makan rumput dan menyeruput air minum yang diberinya.
Tapi, satu jam beselang, sekitar pukul 16.00 Wita, Ngatag sotak panik, karena dua ekor sapi yang sedang bunting 7 bulan ditemukan dalam kondisi sudah tidak bernyawa di kandangnya. Dua ekor sapi bunting yang meninggal itu masing masing berusia 6 tahun dan 2 tahun. Sedangkan satu ekor sapi usia 6 bulan dengan gejala yang sama kondisinya masih hidup sampai sekarang.
“Ketiga sapi milik Pak Ngatag, baik yang mati maupun yang masih hidup itu sudah di vaksinasi PMK tahap 1 dan tahap 2. Pemeriksaan pada sapi yang masih hidup, tim tidak menemukan Pada sapi yang masih hidup tim kami tidak menemukan adanya gejala penyakit infeksi seperti PMK,”ungkap Siki Ngurah.
Sementara itu, untuk memastikan penyebab kematian dua ekor sapi yang terjadi di Banjar Blong, Desa Ban, kata Siki Ngurah, pihaknya akan membawa sampel leleran mulut, darah dari sapi yang masih hidup dan sisa pakan rumput ke BBvet Denpasar.
Siki Ngurah menambahkan, populasi sapi di Karangasem 137.351 ekor (jumlah populasi sudah termasuk kerbau, kambing dan babi, Red) . Dari jumlah tersebut vaksin PMK Tahap I terealisasi sebanyak 80.492 ekor, vaksin PMK tahap II baru 17.148 ekor, vaksin booster baru 1.347 ekor.
“Pelaksanaan vaksin PMK tahap I saat ini sudah 100 persen, sedangkan vaksin tahap II baru 19 persen,” pungkas Siki Ngurah. (tio/bfn)