Eks TPA Sente, Sempat Terbakar Mampu Hasilkan 10 Ton Pelet

banner 120x600

________________________________________________________________________________

KLUNGKUNG –  Sempat terbakar karena gas metan, namun eks TPA Sente tetap mempu memproduksi pelet. Kamis (25/4/2019) sebanyak 10 ton pelet berhasil di kirim ke Lombok.

Kebakaran terjadi Rabo (24/4) malam di areal tumpukkan sampah tersebut. Untung malam itu sempat terjadi beberapa kali hujan sehingga api tidak terlalu membesar. Namun demikian kondisi panas gas metan tetap lebih kuat sehingga terjadi kebakaran.

Petugas Pemadam Kebakaran KLungkung yang tiba dilokasi tidak bisa berbuat banyak hanya bisa mencegah kebakaran agar tidak meluas dengan melakukan pendinginan.

Dipihak lain, Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Klungkung, akan memasang pipa pengeluaran gas metan, agar tidak menimbulkan titik kebakaran baru.

Sejak dilakukan penanganan pada Rabu malam sekitar pukul 20.30 wita pasca kebakaran, hingga pagi kepulan asap masih terus bermunculan di sejumlah titik di TPA tersebut. Tumpukan sampah ini sebelumnya sudah sempat ditimbun. Tetapi hanya yang di sebelah timur. Sementara kebakaran masih kerap terjadi pada tumpukan di sebelah barat. “Pemadaman berlangsung singkat, habiskan air 1,5 tangki,” ujar Kasat Pol PP dan Damkar Klungkung, Putu Suarta.

Sementara itu Kepala Dinas LHP Klungkung A.A Ngurah Kirana, dihubungi Kamis (25/4/2019), mengatakan gas metan yang terkurung di dalam tumpukan sampah, harus dikeluarkan, agar tidak memicu kebakaran baru yang asapnya menganggu warga sekitar. Caranya, tumpukan sampah ini akan “disuntik”, menggunakan pipa khusus, sehingga gas metan itu bisa keluar. Sebelumnya, cara ini pernah dilakukan pada Juni 2018 silam. Namun, saat itu pipanya justru ikut terbakar. “Kali ini kami akan pasang pipa yang lebih besar. Anggarannya Rp 5 juta sampai Rp 10 juta. Kami cek anggaran dulu, kalau tidak memungkinkan, kami upayakan dari CSR,” kata Kirana.

Pihaknya merencanakan akan memasang pipa  ini pada sepuluh titik di tumpukan sampah. Nanti sebelum dipasang, dikatakan alat berat akan digunakan untuk mengeruk tumpukan sampah sedalam enam sampai tujuh meter. Baru pipa ini dipasang. “Rencana dalam APBD Perubahan kami pasang anggarannya. Belum bisa kami sebutkan berapa besaran anggarannya. Seperti apa rencana detailnya, kami harus menggunakan jasa konsultan,” tegas Kirana.

Lokasi TPA ini setiap harinya dikatakan memang selalu disiram. Sehingga, disana standby mobil tangki di sekitar lokasi. Tujuannya, agar bau yang ditimbulkan tidak terlalu menyengat. Proses keluarnya gas metan yang memicu kebakaran ini dikatakan biasa terjadi, ketika sudah lama hujan, namun tiba-tiba mendadak panas beberapa hari ini. Ini yang memicu gas itu bergerak keluar. Apalagi dengan ketinggian tumpukan sampah yang mencapai sekitar 12 meter.

Sementara, meski areal TPA Sente terbakar, proses pengolahan sampah menjadi pelet di TOSS setempat tetap berjalan. Bahkan, khusus dari TPA itu pihaknya sudah mengirim sepuluh ton pelet ke PLTU Lombok. Malah hasil ujinya dikatakan sudah keluar dan hasilnya disebut sangat sukses peletnya diterapkan disana. Artinya, tingkat akumulasi pemakaiannya sama persis dengan batubara. PT Indonesia Power pun sudah merekomendasi agar seluruh PLTU di seluruh Indonesia, menggunakan pelet. TOSS di TPA Sente saja bisa memproduksi sekitar 300 kg pelet per hari, sebutnya. (ana/ani)