Emas Kejurnas Muaytai, Hantarkan Marshel Ikut Seleksi SEA Games

emas-kejurnas-muaytai-hantarkan-marshel-ikut-seleksi-sea-games
Petarung muda sejati muaythai, AA. Marshel Neomonarchy Nirwikara Ananda. (Foto : bfn/ist)
banner 120x600

DENPASAR, Balifactualnews.com – Tak hanya menjadi cabang olahraga (cabor) yang sangat cepat berkembang pesat, Muaythai di Bali kini prestasinya juga mengkilap di even nasional . Sukses membawa pulang 4 emas, 1 perak dan 1 perunggu pada Kejuaraan Nasional (Kejurnas) di Serang, Banten,  dan  Bali masuk 4 besar nasional.

Hasil ini tiidak bisa dibantahkan, mencuatnya prestasi Muaythai Bali, seiring dengan munculnya ‘Rising Star” atletnya, AA Marshel Neomonarchy Nirwikara Ananda.  Tak sekadar berani dan beringas, Marsel  juga memiliki konsentrasi kuat  dan  tanngguh di atas ring. Bahkan di Kejurnas lalu, mahasiswa Stikom semester I itu turut menyumbangkan medali emas di kelas under 63 kg dan  langsung memperoleh wildcard ikut seleksi SEA Games pada Februari 2023 mendatang.

“Saya yang pernah menjadi juara taekwondo pra cadet silam. Bedanya, di muaythai itu skill teknis tidak cukup untuk menjadi juara karena dibutuhkan jiwa dan hati seorang petarung yang sejati yakni humble, kuat dan berani. Itulah sebabnya saya tidak melanjutkan di beladiri taekwondo yang saya tekuni sejak usia 4 tahun. Sebaliknya di muaythai saya merasa lebih cocok karena lebih kental dengan unsur beladiri daripada sportgamenya. Hanya saja resikonya memang jauh lebih besar dan lawan-lawan yang kita hadapi juga memiliki mental pemberani petarung yang besar juga,” kata remaja berusia 18 tahun itu di Denpasar, Senin (26/12/2022).

Disebutkan Marshel, dirinya mengenal Muaythai dari sang kakak saat terjadinya PPKM karena adanya pandemi covid 19. Awalnya dirinya hanya sparing dirumah karena merasa bosan namun usai PPKM dilonggarkan Marshel keluar dan mengunjungi tempat latihan berbagai beladiri dengan teman-teman kuliah, sementara dirinya sendiri masih dibangku SMA saat itu.

“Tahun 2021 saya dibawa Ketua Pengkab MI Klungkung untuk bertarung dengan atlet Muaythai di sebuah camp Muaythai. Saat itu saya sama sekali belum pernah berlatih Muaythai secara resmi. Hanya bermodalkan teknik boxing yang minim dan tendangan taekwondo ditambah mental petarung saja. Jadi hanya keberuntungan saya bisa menyelesaikan pertarungan dengan cukup baik. Sejak itu saya didaftarkan di Dewata Camp oleh Ketua Pengkab MI Klungkung dan dibawa suruh tanding kemana-mana dan sampai saat sekarang saya masih berlatih disini,” papar Marshel.
Tak dipungkirinya, di muaythai jika hanya memiliki mono skill seperti hanya tendangan saja atau pukulan saja lantaran sudah pasti akan jadi bulan-bulanan lawan, karena boleh menggunakan siku, lutut, kaki dan tangan secara maksimal termasuk melakukan bantingan. Jika tidak siap pasti akan Knock Out (KO).
Marshel yang sempat cedera 2 kali patah tulang dalam setahun di pertandingan taekwondo silam itu mengaku sekarang ini dirinya lebih fokus persiapan menghadapi PON XXI/2024 dulu ketimbang menuju SEA Games meskipun diirinya sudah mengantongi Wild Card. “Biar temen-temen yang lebih senior berkesempatan mengibarkan merah putih, saya belakangan saja setelah emas PON ujar atlet yang terkenal tenang tapi ganas diatas ring,” pungkas Marshel. (ena/bfn)