Gabeng Rencana Pembangunan Huntara

banner 120x600
Kepala Dinas Perumahan Dan Permukiman (Perkim) Karangasem, I Made Suama (foto bfn/asa)

KARANGASEM – Sebagai antisipasi terjadinya pengungsi besar-besaran jika terjadi erupsi besar Gunung Agung, sebelumnya pemerintah pusat hendak membangun Hunian Sementara (Huntara). Bahkan, untuk mewujudkan pembangunan Huntara untuk para pengungsi, pemerintah daerah telah mengirim berkas yang diperlukan ke pemerintah pusat, termasuk surat keputusan bupati nama-nama masyarakat yang akan menempati Huntara.

Sayangnya, kejelasan terkait pembangunan itu hingga kini belum ada. Rencananya Huntara di bangun di Desa Nongan dan Rendang ini. Kepala Dinas Perumahan Dan Permukiman (Perkim) I Made Suama, mengatakan usulan terkait rencana pembangunan itu sudah di kirim ke Pemerintah Pusat.

“Berkas yang diperlukan sudah kita kirim ke pemerintah pusat, melalui Kementerian PUPR dan BNPB, tapi belum ada kejelasan,” ujar Suama saat dikonfirmasi, Minggu (3/3/2019).

Made Suama, mengatakan, lahan yang diperlukan untuk membangun Huntara pun telah disiapkan, yakni di lahan milik Pemprov Bali masing-masing, di Desa Nongan seluas 1.27 hektar dan di Desa Rendang seluas 87 Are.

“Desa Nongan dan Rendang di pilih karena lokasinya dekat dengan Gunung Agung, dan fasilitas pendukung juga memadai,” ujarnya.

Suama mengatakan, sesuai Detail Engineering Design (DED), Huntara dilengkapi fasilitas pendukung seperti jaringan listrik,ketersediaan air bersih, dan toilet. Selain itu, dari Kementerian PUPR maupun Pemerintah Provinsi juga sudah beberapa kali meninjau lokasi dan melakukan pengukuran. Tetapi, berkas yang telah dikirim setahun lalu hingga kini belum ada kejelasan.

“Sampai sekarang kami belum mengetahui kejelasanya, karena belum ada tanda-tanda untuk pembangunan Huntara,” ujarnya lagi.

Selain itu, Huntara yang dibangun di peruntukan pengungsi dari kecamatan Selat dan Rendang. Jika telah dibangun, Huntara itu mampu menampung sekitar 1.000 sampai 1.200 jiwa pengungsi. “Pembangunan itu untuk antisipasi, karena status gunung agung masih berstatus siaga,” ujar Suama. (asa)