Gagal Lolos PON 2024, Arung Jeram Dapat Hikmah

gagal-lolos-pon-2024-arung-jeram-dapat-hikmah
Meski gagal lolos PON 2024, atlet arung jeram Bali lakukan evaluasi. (Foto : bfn/ena)
banner 120x600

DENPASAR,Balifactualnews.com – Pembelajaran dan hikmah berharga diperoleh para atlet arung jeram Bali setelah gagal lolos ke PON XXI/2024 usai mengikuti Babak Kualifikasi (BK) PON 2023 di Jawa Barat (Jabar) beberapa waktu lalu. Hal itu karena masih banyak kekurangan yang akan dijadikan evaluasi untuk pembenahan. Apalagi cabang olahraga (cabor) arung jeram baru berdiri di Bali 1 tahun ini.

“Kami masih baru dan masih satu tahun arung jeram tertata apik dengan adanya pengprov FAJI Bali. Jadi kami memang masih harus belajar banyak untuk mengejar prestasi di even nasional atau internasional. Namun pihak PB FAJI tetap angkat jempol untuk Bali karena Bali memiliki 2 master wanita yakni Ni Ketut Armini dan Ni Made Suryani,” kata Dr. Ketut Subadra saat dikonfirmasi soal hasil BK PON 2023 cabor arung jeram, Minggu (1/10/2023).

Diakuinya disamping banyaknya rival berat seperti Jawa Barat, DKI Jakarta dan lainnya, juga karena para atlet arung jeram Bali masih butuh pelajaran dan semuanya akhirnya terbuka saat mengikuti BK PON 2023 tersebut.

“Atlet Bali masih kurang dari sisi kecepatan, kekuatan, teknik, mental dan pengalaman bertanding di even nasional. Maklum kami masih baru dan kami baru 1 tahun berdiri. Tapi dengan adanya BK PON membuka mata semua atlet arung jeram Bali. Inilah yang kami maksud hikmah positif dan berharga yang bisa diambil dari BK PON 2023,” sebut Dr Ketut Subadra.

Dengan pembelajaran itu juga ke depannya FAJI Bali memproyeksikan akan memperpadat gelaran kejuaraan. “Pasalnya juga kalau di Bali kebanyakan arung jeram sifatnya adventure atau hobi saja sedangkan yang arahnya untuk prestasi masih kurang. Jadi memang kejuaraan perlu diperpadat. Itu akan kami rencanakan dan mencari solusinya sehingga ke depannya kami akan lebih matang dan bisa berkompetisi positif untuk mengejar dan meraih prestasi terbaik,” tutup Dr. Subadra. (ena/bfn)