Utama  

Gempa 6,9 SR Guncang Sulawesi Tengah, Berpotensi Tsunami

________________________________________________________________________________

JAKARTA—Gempa berkekuatan 6,9 skala richter mengguncang Sulawesi Tengah, Jumat (12/4/2019) pukul 18.40 WIB. Pihak BMKG merilis, gempa yang berada di kedalaman 10 km dengan likasi gempa berada di 1,90 Lintang Selatan dan 122,54 Bujur Timur itu berpotensi menimbulkan tsunami.

“Gempa berpotensi tsunami di Sulteng,” tulis Humas

BMKG mengeluarkan peringatan sebagai berikut:
Lokasi : Sulawesi, Indonesia

Keterangan:
85 km Barat Daya BANGGAIKEP-SULTENG
113 km BaratDaya BANGGAI-SULTENG
113 km TimurLaut MOROWALI-SULTENG
233 km TimurLaut KENDARI-SULTRA
1809 km TimurLaut JAKARTA-INDONESIA

Evaluasi:
BERPOTENSI TERJADI TSUNAMI (Lihat Peta)
———————————————–
Provinsi Lokasi Status
———————————————–
SULTENG MOROWALI WASPADA
———————————————–
WAKTU TIBA GELOMBANG DAPAT BERBEDA.
GELOMBANG YANG PERTAMA BISA SAJA BUKAN YANG TERBESAR.

Dalam kejadian gempa ada Skala MMI.
Apa yang dimaksud Skala MMI itu?

Skala MMI (Modified Mercalli Intensity) adalah satuan untuk mengukur kekuatan gempa.

Skala MMI dibagi menjadi 12 kategori berdasarkan informasi korban selamat dan kerusakan yang terjadi akibat gempa bumi tersebut.

I MMI
Getaran tidak dirasakan kecuali dalam keadaan luar biasa oleh beberapa orang.

II MMI
Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang

III MMI
Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.

IV MMI
Pada siang hari dirasakan oleh banyak orang dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan berbunyi.

V MMI
Getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan barang besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.

VI MMI
Getaran dirasakan oleh semua penduduk. Kebanyakan semua terkejut dan lari keluar, plester dinding jatuh dan cerobong asap pabrik rusak, kerusakan ringan.

VII MMI
Tiap-tiap orang keluar rumah. Kerusakan ringan pada rumah-rumah dengan bangunan dan konstruksi yang baik.
Pada bangunan yang konstruksinya kurang baik terjadi retak-retak bahkan hancur, cerobong asap pecah. Terasa oleh orang yang naik kendaraan.

VIII MMI
Kerusakan ringan pada banguna dengan konstruksi yang kuat.
Retak-retak pada bangunan dengan konstruksi kurang baik, dinding dapat lepas dari rangka rumah, cerobong asap pabrik dan monumen-monumen roboh, air menjadi keruh.

IX MMI
Kerusakan pada bangunan yang kuat, rangka-rangka rumah menjadi tidak lurus, banyak retak. Rumah tampak agak berpindah dari pondamennya. Pipa-pipa dalam rumah putus.

X MMI
Bangunan dari kayu yang kuat rusak, rangka rumah lepas dari pondamennya, tanah terbelah rel melengkung, tanah longsor di tiap-tiap sungai dan di tanah-tanah yang curam.

XI MMI
Bangunan-bnagunan hanya sedikit yang tetap berdiri. Jembatan rusak, terjadi lembah. Pipa dalam tanah tidak dapat dipakai sama sekali, tanah terbelah, rel melengkung sekali.

XII MMI
Hancur sama sekali, gelombang pada permukaan tanah. Pemandangan gelap. Benda-benda terlempar ke udara.
(Sumber data rilis humas BMKG/bfn/tio)