GIANYAR, Balifactualnews.com – Wakil Ketua DPRD Gianyar Ida Bagus Gaga Adi Saputra yang akrab disapa Gus Gaga menyayangkan kebijakan Pemkab Gianyar yang meniadakan Pawai Budaya serangkaian perayaan HUT Kota Gianyar tahun 2024.
Peniadaan pawai ini, Gus Gaga mendapat pertanyaan dari sejumlah warga hingga tokoh seni di Gianyar. “Mereka mempertanyakan peniadaan Pawai Budaya hingga kecewa dengan sikap Pemkab Gianyar yang meniadakan pawai budaya itu,” jelas Gus Gaga, Kamis (4/4).
Baca Juga : Waduh, di Gianyar Penyebaran Rabies Diduga Berasal dari Shelter Ilegal
Dari beberapa kali diskusi tentang acara memeriahkan HUT Kota Gianyar, dirinya menilai bahwa perayaan HUT kota ini bukan sekadar mengenang sejarah pendirian sebuah kota dengan raya atau keramaian. Namun, perayaan ini sarat dengan nilai-nilai kesejarahan yang patut diteladani dan diwariskan kepada generasi penerus. Oleh karena itu, alangkah bijaksana jika setiap mata acara kegiatan perayaan HUT kota ini terus direvitalisasi baik secara kualitas dan jumlah eventnya. ‘Bukan malah ada yang ditiadakan. Apa pun alasannya, mengurangi mata acara kegiatan HUT Kota, lebih-lebih Pawai Budaya yang sejatinya selalu ditunggung-tunggu oleh masyarakat Gianyar, sangat tak masuk akal,’’ jelasnya.
Gus Gaga merasakan kekecewaan seniman dan masyarakat. Karena pawai budaya telah menjadi wahana ekspresi seni budaya paling lengkap dan sangat merakyat. Pawai budaya juga jadi ajang komunikasi budaya sangat efektif. Di pawai ini bertemunya antar gagasan, kolaborasi praktik seni, tawaran kualitas berkesenian antara calon seniman mulai dari kalangan anak-anak dan remaja dengan para seniman senior dan tokoh seni. ‘’Intinya, pawai budaya ini penjaga nafas seni budaya Gianyar yang patut kita banggakan. Sangat aneh jika sampai ditiadakan,’’ tegasnya.
Baca Juga : Bupati Sedana Arta Serahkan Raport OPD ‘Nawa Adyasta’ di Lingkungan Pemkab Bangli
Gus Gaga menyebut eksekutifesti paham dengan makna julukan ‘’Gianyar Bumi Seni’’ dan sebutan setara lainnya. Seiring itu, pawai budaya dan acara HUT kota ini mestinya dijadikan momen tepat untuk mengkomunikasikan kebijakan pemerintah yang bertalian dengan seni budaya Gianyar.
Harus diakui pula, belum semua seniman di Gianyar mendapatkan panggung berskala menengah dan besar, sebagaimana pada pawai budaya. Pawai budaya juga menjadi ajang prestisius bagi para seniman untuk berkontestasi dan mengeksplorasi kemampuan secara utuh dan adil sebelum menuju ajang PKB 2024. ‘’Selama ini, karya seniman sering diapresiasi karena ada pesan kepentingan penguasa. Cara ini sangat tak elok bahkan melecehkan seniman itu sendiri,’’ ujarnya.
Baca Juga : Konservasi Pantai Candidasa Diyakini Bawa Multi Player Efek
Alasan yang disayangkan adalah kesibukan karena Pemilu untuk peniadaan pawai budaya. Karena Pemilu sudah ada lembaga yang mengurus dan tidak ada kaitan dengan kegiatan seni budaya yang rutin diagendakan. Sikap ini menandakan politik selaku dijadikan ‘’panglima’’. Padahal menjaga dan melestarikan nilai-nilai seni budaya tak kalah penting dari sekadar hajatan Pemilu yang rutin. “Coba berpikir jernih. Dengan seni, terutama pawai budaya sejatinya bisa dijadikan wahana pemersatu segenap komponen masyarakat Gianyar. Dalam seni, semua perbedaan akan melebur menjadi setu untuk kualitas seni dan demi nama baik Gianyar,’’ tegas Gus Gaga.
Sebelumnya, Sekda Gianyar, Dewa Alit Mudiarta menjelaskan HUT Kota Gianyar digelar sederhana dan tanpa pawai. Walau demikian, semua kegiatan selalu bernafaskan seni dan budaya. (gsp/bfn)