BADUNG, Balifactualnews.com – Pecatur muda Indonesia mengawali langkahnya dengan menyabet 1 perak dan 2 perunggu pada Kejuaraan Catur bertitel Asian Youth Chess Championship (AYCC) 2022 nomor Rapid Chess atau Catur Cepat, yang dilangsungkan di salah satu Hotel di kawasan Kuta, Minggu (16/10/2022) malam.
Pada nomor tersebut para pecatur muda Vietnam melejit dengan menyabet 5 emas, 4 perak dan 4 perunggu, selanjutnya India dengan mengoleksi 5 emas, 1 perak dan 3 perunggu, Iran diranking berikutnya dengan 1 emas, 2 perak dan 1 perunggu. Indonesia sendiri menempati posisi keenam klasemen sementara perolehan medali dengan meraih satu perak dan dua perunggu.
Raihan medali Indonesia di nomor rapid chess itu dipersembahkan Latifah Laysa yang berhasil mempersembahkan medali perak di nomor speed chess U-16. Lalu ada Woman Candidate Master (WCM) Theodora Paulina Walukow, Cecilia Natalie Liuviann, dan Dariyati Adani Zata yang turun di kelas team rapid U-18 putri. Mereka berhasil mempersembahkan perunggu untuk Indonesia.
Raihan Indonesia itu sendiri menurut penilaian Ketua Panitia AYCC 2022 Dwi Hatmisari Ambarukmi malam itu, para pecatur muda Indonesia di kategori usia untuk nomor Rapid Chess itu hanya karena faktor mental saja.
“Jujur saja, soal potensi pecatur Indonesia di nomor rapid ini potensinya memang agak sulit. Secara pengalaman dan mental memang pecatur kita masih kurang. Contohnya Vitenam, daya juang pecatur mudanya sangat tinggi. Mereka punya niat yang luar biasa untuk bertanding dan selalu ambisi untuk menang,” tutur Dwi Hatmisari.
Sejatinya pecatur-pecatur Indonesia yang turun di AYCC 2022 bukan pecatur sembarangan karena mereka merupakan mayoritas dari hasil Kejuaraan Nasional (Kejurnas) catur junior dan kebanyakan dari mereka berhasil meraih juara saat kejurnas. “Kita nanti akan melihat sama-sama bagaimana peluang Indonesia di nomor standard. Nomor ini cukup lama karena ada sembilan babak,” jelasnya.
Melihat hasil rapid chess itu dijelaskan Dwi Hatmisari, memang perlu adanya perbaikan di pembinaan pecatur muda secara berjenjang. Beberapa negara seperti Vietnam dan India rutin mengirimkan wakilnya di kejuaraan internasional kelompok umur. Itu sebabnya bibit pecatur negara-negara tersebut cukup tangguh.
“Bagi saya memang pembinaan perlu kita tingkatkan untuk pecatur muda kita secara berkesinambungan dan berjenjang serta menambah mental bertandingnya di level kejuaraan internasional,” demikian Dwi Hatmisari. (ena/bfn)