Jalan Bagus Lingkar Subagan Dilebarkan, Jembatan Tukad Pati Dibiarkan Merana

banner 120x600

*Pjs Bupati Karangasem Sayangkan  Perencanaan Dinas PUPR 

Pjs Bupati Karangasem I Wayan Sarinah meninjau jembatan Tukad Pati di Kelurahan Subagan yang putus akibat erupsi Gunung Agung, belum tersentuh perbaikan sampai sekarang.

KARANGASEM, Balifactuanews.comCara kerja Dinas PUPR dalam menata kelola infrastruktur di Karangasem, khususnya pelebaran jalan  lingkar Subagan, Kelurahan Subagan, menjadi sorotan banyak pihak. Tidak hanya  masyarakat yang mencibir, Pjs Bupati Karangasem, I Wayan Serinah juga menyayangkan  kondisi itu.

Serinah  wajar kecewa dengan perencanaan  Dinas PUPR tersebut. Pasalnya jalan lingkar Subagan, yakni  jalan Salak, jalan Stroberi dan  jalan seputar Subagan dengan panjang 1,3 Km itu, kondisinya masih sangat bagus dan belum layak untuk dilebarkan, terlebih  jalan itu  juga bukan merupakan jalan protokol lintas kecamatan.

Proyek “siluman” yang diduga mengandung muatan politik Pilkada ini,  digarap menggunakan APBD Perubahan sebesar Rp 1,3  miliar.  Terkait  dugaan itu, Serinah enggan berkomentar.  Tapi menyangkut pelebaran jalan  lingkar Subagan  tersebut, birokrat asal Desa Amerta Bhuana ini menilai sangat kurang tepat. Alasannya, jembatan Tukad Pati menghubungkan lalulintas jalan ke Desa Adat Asak dan Timbrah, yang sudah rusak sejak erupsi Gunung Agung 3 tahun  lalu, sampai sekarang belum mendapat perbaikan.

Pjs Bupati Karangasem  I Wayan Serinah, meninjau pelebaran jalan mulus  lingkar Subagan

“Jembatan yang mendesak untuk diperbaiki malah  belum  dibangun. Ini jalan  yang masih mulus  justru mendapatkan proyek pelebaran,” ucap Serinah, usai meninjau proyek pelebaran jalan lingkar Subagan dan  jembatan Tukad Pati yang putus,  Senin (23/11/20).

Serinah mengaku prihatin dengan kondisi itu. Terlebih dalam peninjauannya di lapangan, dia melihat  salah seorang masyarakat terpaksa mengangkut hasil pertanian, seperti panen kelapa dipikul melewati jembatan darurat yang kondisinya sudah sangat keropos.

“Semestinya pembangunan jembatan  sebagai akses jalan pertanian dan perekonomian  masyarakat ini yang didahulukan, bukan  sebaliknya jalan sudah mulus dilebarkan lagi,” tukas Serinah. (tio/bfn)