Kari Subali Ditunjuk Sebagai Jro Pasek

banner 120x600

KARANGASEM—I Wayan Kari Subali kemarin secara resmi menjabat sebagai Jro Pasek Desa adat Kesimpar. Awalnya anggota DPRD asal Nasdem ini ditunjuk secara aklamasi oleh paruman Desa adat Kesimpar yang melibatkan Banjar Banjar Adat. penunjukan ini dilakukan karena Jro Pasek sebelumnya sudah tua karena sudah puluhan tahun ngayah.

Jro Pasek merupakan kedudukan tertinggi di Desa adat Kesimpar. Jro Pasek Wayan Kari Subali nantinya akan di damping empat perwakilan Desa tempek untuk memerintah sebagai Jro Pasek.

Pengukuhan Wayan Kari Subali dilakukan di Pura Puseh Kesimpar siang Jumat (12/4/2019). Pengukuhan dilakukan dengan mejaya jaya. Yang sebelumnya diawali dengan sembahyang bersama.

Desa adat Kesimpar merupakan salah satu Desa adat Tua di Bali. Desa ini juga sangat luas dengan membawahi 20 banjar adat dan empat Desa dinas. Penduduk Desa kesimpar mencapai 8000 jiwa. Acara pengukuhan juga dilakukan dengan natab banten biyakala.

Menurut Jro Mangku Murdasari yang juga pemangku Pura Puseh lan Bale Agung Desa  Adat Kesimpar mengakui kalau Jro Kari Subali terpilih secara aklamasi. Jadi tidak ada calon lain yang maju.

“Ya beliau terpilih secara aklamasi melalui musyawarah dan mufakat,” ujarnya. pengukuhan dan mejaya jaya di puput Ide Pedanda Gede Ketut Putra Kawan dari Geria Kawan Budekeling, Bebandem. Jabatan Jro Pasek ini sangat penting. Karena yang bersangkutan akan meminpin sengkepan di Desa adat untuk melakukan kegiatan apapun termasuk upacara.

Sementara itu Jro Pasek sebelumnya Made Sujana sudah usur sehingga beliau diganti.

Kesimpar juga dikenal memiliki beberapa tradisi dan aci penting. Diantaranya Purnama Kedasa di Pura Dalem Pidpid dan Purnama Kasa. Ada juga Ngusaba Dodol yang digelar di Pura Puseh Kesimpar.

Yang paling besar adalah Ngusaba Ayu yang dilakukan 10 tahun sekali. Aci ini menggunakan kerbau sebagai titi mahma. Sementara itu Jro Pasek Kari Subali mengaku siap ngayah untuk kemajuan Desa adat.  “Ya Desa adat harus lestari dan maju,” ujarnya. Untuk itu dirinya merasa perlu turun gunung untuk ngayah. (ani)