BADUNG, Balifactualnews.com – Kasus kasus adat yang terjadi di Karangasem selama ini mencuat dalam debat kedua Pilkada Karangasem di The Trans Resort Bali, Minggu (3/11). Pada kesempatan tersebut calon wakil bupati (cawabup) Karangasem nomor urut 1, I Ketut Putra Ismaya Jaya, menyebut, calon bupati (cabup) nomor urut 2, I Gede Dana, yang juga sebagai petahana saat menjabat sebagai Bupati karangasem, terkesan tutup mata ketika ada permasalahan adat di Kabupaten Karangasem yang sampai saat ini tak kunjung usai.
“Selaku murdaning jagat Karangasem, saat terjadi permasalahan adat, sudah seharusnya bapak hadir di tengah tengah masyarakat saat menjabat sebagai Bupati aktif. Kami sebagai masyarakat melihat kasus adat tidak seperti yang Bapak katakan,” beber Ismaya.
Calon Wakil Bupati nomor urut 1 itu menyebut, sebagai contoh sengketa yang terjadi di Desa Adat Selumbung, Kecamatan Manggis, yang tak mendapat penyelesaian dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karangasem. Pemucuk pemerintah daerah agar bisa mengayomi semua lapisan masyarakat, terutama saat ada sengketa adat.
“Seharusnya sebagai pemucuk pemerintah daerah bisa mengayomi semua lapisan masyarakat, terutama saat ada sengketa adat. Melakukan pertemuan dengan yang bersengketa sehingga kasus tidak sampai meluas,” tegas Ismaya.
Tak hanya terkait ksus adat, Ismaya juga mengungkit kasus berpindahnya 34 kepala keluarga (KK) dari salah satu desa di Kecamatan Sidemen, Karangasem, menjadi warga Klungkung karena terkena sanksi adat dikucilkan (kasepekang).
“Kalau sudah seperti ini bagaimana pemerintah bisa hadir di tengah-tengah masyarakat untuk mengayomi mereka. Puluhan warga yang kesepekang itu kesulitan mengurus administrasi di desa asalnya sehingga meminta pindah menjadi warga Desa Besan, Kecamatan Dawan, Klungkung,” sebut Ismaya.
Mendapat kesempatan menjawab Gede Dana lantas membeberkan, bahwa dirinya sudah berupaya melakukan langkah-langkah mediasi untuk menghentikan sengketa desa adat. Bahkan pemerintah daerah juga sudah mengundang para pihak yang bersengketa.
“Kami sudah melakukan langkah langkah dengan mengundang kedua belah pihak, namun pihak yang satunya tidak datang. Jadi upaya upaya untuk mufakat sudah kami lakukan,” ujar Gede Dana. (ger/bfn)