Ketat, Pengawasan KONI Denpasar Terhadap Anggaran Bantuan Peralatan

ketat-pengawasan-koni-denpasar-terhadap-anggaran-bantuan-peralatan
Ket Foto : Atlet unggulan memperoleh peralatan pinjaman dari KONI Denpasar dititipkan cabor. Foto : bfn/ena

DENPASAR, Balifactualnews.com – Anggaran bantuan peralatan yang diberikan KONI Denpasar kepada cabang olahraga (cabor) anggotanya akan diawasi ketat dan dipantau, bahkan tetap akan dilakukan melalui monitoring dan evaluasi (monev) KONI Denpasar.

“Anggaran untuk peralatan cabor selalu diberikan dan telah kami anggarkan di setiap tahun yang merupakan bukan tahun Porprov Bali. Seperti biasanya cabor mengajukan proposal anggaran peralatan itu dan pertanggung jawabannya pasti dengan bukti pembelian alat dan alatnya akan kami pantau, awasi dengan ketat dan kami monev. Jadi semuanya akan jelas,” kata Wakil Sekretaris I KONI Denpasar, Made Sugiantara di Denpasar, Senin (25/9/2023).

Dicontohkannya seperti abor panahan, pernah ada yang hilang dan lainnya maka tetap kami minta Pengkot Perpani Denpasar memuat laporan pertanggung jawaban. Peralatan itu sendiri lanjutnya, akan dititipkan ke masing-masing sekretaris cabor.

“Semua ini karena menggunakan anggaran negara atau pemerintah dan terkait laporan pertanggung jawaban jadi semuanya harus transparan. Soal peralatan itu sendiri sebenarnya milik KONI Denpasar tapi karena tidak mungkin KONI Denpasar membawa semua peralatan itu, ya jadinya dititip ke masing-masing cabor dengan peruntukan digunakan oleh atlet Denpasar. Kalau ada pemeriksaan yak e cabor langsung sehingga kalau ada peralatan tidak ada maka itu cabor yang punya kesalahan,” urai pria yang akrab disapa pak Rino itu.

Terkait pembinaan atlet sendiri diluar anggaran peralatan tersebut, Made Sugiantara tak memungkiri jika masih ada atlet yang hanya berlatih menjelang ada kejuaraan saja. Hal itu tidak diperbolehkan dan tidak boleh terjadi karena KONI Denpasar sudah memberikan anggaran pembinaan setiap tahunnya.

“KONI Denpasar sudah membuat program atlet unggulan Denpasar dan itu yang harus terus secara intensif berlatih. Kami juga akan melakukan monev untuk latihan atlet tersebut sehingga tidak hanya latihan saat ada kejuaraan saja. Mone itu suatu pengawasan terhadap program ini apakah mengena kepada atlet atau sekedar saja yakni mendapat dana pembinaan itu tapi tidak latihan. Apalagi ada program promosi dan degradasi atlet di program itu,” pungkas Sugiantara. (ena/bfn)

 

Exit mobile version