KARANGASEM, Balifatualnews.com –Keceriaan terpancar dari wajah polos Ni Komang Handayani (46). Senyum tulus wanita kelahiran Gelgel, Klungkung, ini keluar dari hati yang paling dalam ketika dia sedang bercengkrama bersama 50 orang anak asuhnya.
Wanita yang kini sudah menikah di Kelurahan Subagan, Karangasem, boleh dibilang sosok wanita yang inspiratif. Betapa tidak, kendati hanya sebagai pedagang sembako, namun dia mampu menanggung biaya sekolah untuk 50 orang anak yang diasuhnya.
“Saya dari kecil sering membantu orang tua. Rasa empati kepada sesama sudah terbentuk saat saya masih kecil. Hati saya selalu terketuk setiap melihat keluarga kurang mampu, apalagi melihat lansia yang hidup sebatang kara,” kata Ni Komang Handayani, menuturkan kisah awal menggeluti kegiatan sosial tersebut, kepada awak media beberapa waktu lalu.
Omang Putri, begitu wanita polos ini disapa. Sebanyak 50 orang anak asuhnya yang disekolahkan, 46 orang diantaranya berasal dari Karangasem, sedangkan sisanya berasal dari Kabupaten Bangli, dan Klungkung. Selain menanggung biaya sekolah anak-anak kurang mampu, wanita berperawakan kurus ini, juga menanggung biaya kehidupan untuk 5 orang lansia yang kesehariannya tak mampu.
Untuk 50 orang anak asuhnya, Omang Putri tak sebatas menanggung biaya SPP saja. Keperluan sekolah anak-anak asuhnya juga ditanggung hingga lulus SMA. Sedangkan kebutuhan Lansia seperti makan, minum hingga kebutuhan lain ditanggung semua. Sumber dananya, kata Omang Putri didaptkan dari keuntungan penjualan sembako yang dia disisihkan. Selain itu, ada juga bantuan dokter anak, dan donatur dari WNA.
“Saya tertarik menggeluti dunia ini (kegiatan sosial), berangkat dari rasa keprihatinan melihat anak kurang mampu di masa kecil dan melihat beberapa anak kurang mampu yang terpaksa putus sekolah karena tak memiliki biaya,” selorohnya.
Awalnya, Omang Putri mengangkat 2 orang anak asuh dari Amed— sekitar 5 tahun lalu. Dan kini jumlahnya terus berkembang hingga mencapai 50 orang. Laku itu dijalani berawal dari kegiatan bakti sosial (baksos) bersama rekannya di Kecamatan Abang. Saat itu Komang Handayani melihat beberapa anak putus sekolah lantaran tidak mempunyai biaya yang rata-rata berasal dari keluarga kurang mampu.
Tak cukup sampai disana, Omang Putri juga berusaha mencarikan pekerjaan bagi anak asuhnya yang telah tamat sekolah, dengan harapan mereka nantinya dapat membantu perekonomian keluarganya.
Kini yang masih terbersit dalam benak Omang Putri, yakni, berkeinginan untuk membangun panti asuhan dan panti jompo di Karangasem untuk menampung anak – anak serta lansia yang memang tidak memiliki tempat tinggal dan keluarga
“Dari sini, saya lantas membuat yayasan. Namanya Yayasan My Children OP. Sempat dilarang suami dan keluarga karena dianggap buang-buang uang. Tapi setelah dilibatkan, akhirnya mereka (keluarga) juga merestui,” terangnya. (tio/bfn)