Komisi II DPRD Klungkung Dukung Program TOSS

________________________________________________________________________________

KLUNGKUNG – Menyikapi kondisi sampah yang banyak tidak terangkut belakangan ini dibeberapa Desa dikawasan Klungkung, menjadi atensi DPRD Klungkung. Untuk itu secara khusus melalui Komisi II DPRD Klungkung menggelar rapat kerja dengan OPD terkait yang menagani persampahan ini.

Rapat kerja komisi II DPRD Klungkung dengan Dinas DKLH Klungkung dilaksanakan pada Selasa (26/3/2019) mulai pukul 10.10 Wita. Komisi II DPRD Klungkung langsung dipimpin Gde Sony Andarawata dan anggota Wayan Sugati dan Ketut Serinada. Sementara Dari dinas DKLH Klungkung hadir dipimpin langsung Kadis A.A. Kirana dan 3 orang kabidnya pada acara Raker tersebut.

Pimpinan rapat Komisi II Gde Artison Andarawata langsung membrondong Kadis DKLH Klungkung dengan pertanyaan yang mengerucut terkait buntunya persoalan sampah yang ditemui belakangan ini masih menjadi kendala dibeberapa Desa di Klungkung. “Kira-kira apa persoalannya yang bisa dikembangkan dan bisa kita berikan solusinya ,”beber Gde Artison ingin tau kerumitan yang terjadi.

Mendapatkan angin segar solusi Kadis DKLH Klungkung A.A. Kirana membeberkan semua persoalan yeng tejadi dengan lugas. Untuk didaratan persoalan sampah yang ditangani masing masing desa belum maksimal penanganannya. “Saya lihat sampah yang ditangani desa belum dipilah pilah antara sampah organik dengan bukan organik sehingga masih dikumpulkan di TPS sehingga menumpuk belum maksimal tertangani. Sementara untuk di Nusa Penida seperti di Nusa gede. Penanganan sampah yang diurai baru berjalan 8 bulan. Dimana setiap minggu sekitar 3 ton sampah plastik dikirim ke Bali dengan kondisi sudah di press.

“Untuk di kawasan lembongan, jika dibawa kedarat biayanya sangat tinggi. Sementara pengangkutan sampah dari nusa kedaratan sangat untung besar, karena ada roro dan saat balik mobil Truk bisa dimuati barang lainnya,”ujar Kirana. Penanganan sampah di jungutbatu TPA masih dibawah permukaan laut jika ada roob air laut bakal masuk masuk ke TPA, karena lokasinya ada di hutan bakau.
“Solusinya kita lakukan revitalisasi karena itu pihaknya akan mencari titik titik dimana ada tanah negara untuk dipakai TPA, nantinya kita bicarakan ke Kementrian PUPR,” terang A.A. Kirana tegas.

Disebutkan pula untuk dikawasan lembongan ada 2 Truck sampah perharinya malah bisa 4 sampai 5 truck sampah perhari yang dibawa ke TPA yang luasnya 4,7 ha. Menurutnya tingginya biaya pengolahan sampah untuk 1 truck bisa sampai 2 juta biayanya perhari. “Sementara untuk dikota saja ada 14 truck perhari. Itu diluar sampah yang dihasilkan dari pasar yang lagi 4 truck,jika dijumlah ada 18 Truck perhari,”terangnya memberi contoh. Malah dirinya mengaku prihatin ada banyak ditemui pengusaha ayam potong luar daerah yang dipergoki sengaja membuang sampah industrinya ke tong sampah yang ada di Kota Semarapura, sebutnya.

Terkait persoalan tersebut menurut Gde Artison Andarawata dipenghujung raker menyebutkan, bahwa DPRD intinya mendukung program TOSS yang diprakarsai Bupati Suwirta untuk dilanjutkan. “Kita akan bantu menghitung berapa biaya yang diperlukan oleh DKLH untuk menuntaskan masalah sampah ini agar selesai. Sony juga mengaku prihatin masih banyak pengusaha industri peternakan ayam potong yang sengaja membuang sampah industrinya ke sungai sungai. “Saya pergoki sendiri saat ada upacara pecaruan ada pengusaha ayam potong yang dipergoki, membuang sampah industri olahannya ke sungai, ”ujarnya prihatin.(ana/ani)