KARANGASEM, Balifactualnews.com-Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) akibat gigitan nyamuk aiedes aegypti di Kabupaten Karangasem, terus mengalami peningkatan. Bahkan, jumlah kasus yang ada tembus pada angka 659 kasus, tersebar di delapan kecamatan.
Dibandingkan kasus tahun sebelumnya, jumlah kasus tahun ini jauh meningkat. Tahun 2021 tercatat kasus gigitan nyamuk poleng itu berjumlah 185 kasus, dengan rata-rata kasus per bulan sebanyak 15 kasus. Sedangkan tahun ini, yakni sejak Januari hingga 16 September, kasus DBD yang sudah terinput sebanyak 659 kasus.
“Sampai pertengahan September kasus DBD meningkat sangat signifikan. Per bulannya rata-rata ada 73 kasus. Naiknya kasus DBD dikarenakan siklus lima tahunan dan anomali cuaca ekstrim yang terjadi sejak beberapa bulan kebelakang,” terang dr I Gustu Bagus Putra Pertama, Senin (19/9/2022).
Kadis Kesehatan Karangasem ini menjelaskan, kasus DBD merata terjadi di semua kecamatan dari delapan Kecamatan yang ada di Karangasem, namun kasus terbanyak ada di Kecamatan Karangasem. Selain disebabkan cuaca ekstrim, meingkatnya kasus DBD juga juga dikarenakan kurangnya kesadaran masyarakat untuk menerapkan 3M.
“Cuaca ektrim yang memunculkan curah hujan tidak menentu membuat nyambuk dengan cepat bisa berkembang. Ini juga manjadi faktur meningkatnya kasus DBD di Karangasem,” katanya seraya menambahkan, bahwa dalam menyikapi kondisi itu, Dinas Kesehatan terus melakukan langkah-langkah pencegahan, salah satunya dengan menggencarkan sosialisasi penerapan 3M kepada masyarakat.
Sementara itu, meningkatnya kasus DBD di Karangasem terlihat dari jumlah pasien DBD yang dirawat di rumah sakit milik pemerintah dan rumah sakit swasta. Di RSUD Karangasem tercatat sebanyak DBD yang masih dirawat. Sebagian besar merupakan pasien dewasa dan dan sisanya masih anak anak. Sedangkan di rumah sakit swasta, tercatat belasan pasien DBD melakukan perawatan. Beberapa diantarannya sudah dibolehkan pulang karena dinyatakan sudah sembuh.
Kasus DBD di Karangasem terus mengalami peningkatan, namun sejauh ini belum dinyatakan sebagai kasus luar biasa. Kendati demkian, petugas dari Dinas Kesehatan Karangasem terus melakukan penanganan dengan melakukan fogging ke sejumlah wilayah, termasuk ke wilayah Pelabuhan Padangbai.
Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Padangbai, Putu Suardiana, mengatakan, fogging dilakukan karena mobilitas masyarakat sekitar Pelabuhan mulai tinggi dan angka jentik sekitar Padangbai dari 1%.
“Fogging kami lakukan karena angka indek jentik nyamuk aedes aegypti sudah lebih dari 1 persen,”kata Suardiana, usai melakukan giat fogging Jumat (16/9/2022).
Dikatakan, petugas melakukan fogging bukan karena ada kasus, namun murni untuk pencegahan agar kasus DBD tidak meluas. “Bulan Februari memang sempat ada satu kasus, tapi September bulan ini belum ditemukan ada kasus. Kami lakukan fogging sebagai upaya cegah dini agar DBD tidak sampai meluas,” tandasnya. (tio/bfn)