KARANGASEM,Balifactualnews.com—Harapan Partai NasDem untuk membangun Koalisi Karangasem Hebat (KKH) di DPRD Karangasem gagal total. Kekalahan paket Massker pada Pilkada 9 Desember 2020, disebut-sebut sebagai pemicu buyarnya rencana koalisi tersebut.
Bukan sekadar gagal membangun koalisi gemuk di parlemen, NasDem juga diprediksi bakal ditinggal mitra koalisi di Pilkada. Hal ini terlihat jelas dari sikap Partai Golkar, yang sudah terang-terangan menyatakan untuk melanjutkan kerjasama politik di DPRD bersama PDI Perjuangan hingga sisa waktu 2,5 tahun kedepan.
Selain Golkar, Partai Perindo, juga melakukan langkah serupa. Alasannya, koalisi yang dibangun bersama PDI Perjuangan di DPRD masih tetap berjalan hingga sekarang.
“Sikap Partai Golkar sudah sangat jelas, koalisi yang dibangun saat Pilkada tidak akan mempengaruhi kerjasama yang sudah kita jalin bersama PDI Perjuangan di DPRD,” kata Ketua DPD Golkar Karangasem I Gusti Setiawan, kepada wartawan beberapa waktu lalu.
Bertahannya koalisi gemuk yang dibangun PDI Perjuangan di DPRD Karangasem, dinilai semakin memudahkan langkah Bupati dan Wakil Bupati Karangasem terpilih, DANA-DIPA (I Gede Dana dan I Wayan Artha Dipa) untuk menjalankan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali di Karangasem, 4 tahun kedepan.
Sekadar diketahui, sebagai pemenang pemilu dan peraih kursi terbanyak dalam pemilihan legeslatif tahun 2019 lalu. PDI Perjuangan berhasil merebut kursi Ketua DPRD Karangasem dari Partai Golkar, dengan menugaskan Gede Dana sebagai Ketua Dewan. Sejak saat itu politisi asal Banjar Lebah, Desa Datah, Kecamatan Abang, ini mulai memainkan langkah kuda politik partainya, dengan mendekati Golkar, Hanura, dan Perindo untuk bergabung dalam koalisi gemuk yang dibentuknya.
Gayung bersambut Golkar sebagai peraih kursi terbanyak kedua di DPRD Karangasem menerima ajakan itu, begitu juga Partai Hanura dan Perindo. Hal hasil mitra koalisi gemuk yang dibangun PDIP berjalan mulus hingga mampu menghiasi pimpinan alat kelengkapan Dewan di DPRD Karangasem. (paramitha)