Oknum Guru di Karangasem Ancam Orang Tua Korban Pencabulan

Ilustrasi oknum guru cabuli siswi SD di Karangasem

KARANGASEM, Balifactualnews.com—Kasus pencabulan dan pelecehan terhadap anak dibawah umur terus terjadi di Karangasem. Kali ini korbannya seorang siswi kelas VI sebuah SD di kota Lahar.  Pelakunya oknum guru berinisial SA (45), yang notabene menjadi wali kelas bocah berusia 12  tahun itu.

Informasi yang dihimpun, Senin (26/6/2023) menyebutkan, kasus pencabulan terhadap  siswi yang  baru tamat SD itu,  terjadi Rabu (14/5/2023).   Orang tua korban melaporkan ulah bejat SA, Kamis (16/6/2023),  setelah menerima pemberitahuan dari adik ipar, bahwa, anaknya diperlakukan tidak senonoh oleh wali kelasnya.

“Selain  memeluk dan mencium, dia (SA) juga memegang pinggang anak saya. Kejadiannya  di rumah mertua (tempat tinggal saya), Rabu ( 14/6/2023 ) sekitar pukul 20.00 Wita,” ucap orang tua korban saat mengadukan ulah guru cabul itu ke Polres Karangasem.

Kasat Reskrim Polres Karangasem, AKP M Reza Pranata, melalui Kanit VI IPDA Rizqi Fathul Mubin, seizin Kapolres AKBP Ricko AA Taruna, membenarkan laporan itu. Dia mengatakan kasus pencabulan terhadap anak dibawah umur itu  sudah ditangani dan saat ini masih dilakukan pengembangan.

Korban  sudah di visum  di RSUD Karangasem dan dimintai keterangan. Oknum guru yang diduga berbuat cabul juga sudah periksa. Sayangnya sampai saat ini  pihak kepolisian belum bisa menetapkan tersangka terhadap perbuatan guru cabul itu.

“Status tersangka belum ditetapkan. Masih terbentur hasil visum yang sampai saat ini  belum mendapatkan tanda tangan dari salah seorang dokter,” terang IPDA Rizki Fathul Mubin.

Sementara itu, sumber berkompeten menyebutkan, keluarga korban saat ini sangat risau menghadapi  kasus pencabulan itu. Pasalnya SA, mulai menebar ancaman dan menekan orang tua korban agar  mencabut laporannya  ke polisi.

“Dia  meminta agar laporan orang tua korban  terhadap dugaan pencambulan itu dicabut, Jika hal itu tidak dilakukan maka ijazah  kelulusan korban di bangku SD tidak akan dikeluarkan,” ucap  sumber yang  mengaku menjadi sahabat karib keluarga korban.

IPDA Rizki Fathul Mubin mengaku mendengar  kalau orang tua korban mulai mendapat tekanan dan ancaman.  Kendati demikian saat ini pihaknya masih mengecek kebenara informasi itu. ” Ya, saya dengar ada informasi itu. Tapi kebenarannya masih perlu dicek kelapangan,” tandasnya. (tio/bfn)

 

Exit mobile version