KARANGASEM, Balifactualnews.com—Bencana air bah dan tanah longsor membuat ratusan warga Karangasem yang tinggal di bantaran sungai dan wilayah berbukit memilih mengungungsi ke tempat yang lebih aman.
Data sementara yang dihimpun dari Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Karangasem, Selasa (18/10/2022), menyebutkan, warga yang mengungsi itu berada di dua wilayah kecamatan, yakni Kecamatan Karangasem dan Kecamatan Bebandem.
“Warga yang mengungsi rata-rata memilih tinggal di rumah saudaranya, namun ada juga yang bermalam di balai banjar. Mereka mengungsi untuk pindah tidur pada malam hari saja, paginya balik lagi ke rumah masing-masing untuk melakukan aktivitas seperti biasa,” kata Kepala Pelaksana BPBD Karangasem, Ida Bagus Ketut Arimbawa.
Sampai saat ini, lanjut Arimbawa warga yang mengungsi di dua kecamatan itu berjumlah 49 KK atau sebanyak 149 jiwa. Rinciannya, di Desa sebanyak 41 KK atau 140 Jiwa yang memilih tinggal ke rumah saudara dan balai banjar. Sedangkan di Desa Sibetan di temukan ada 4 KK atau 24 jiwa warga yang mengungsi ke rumah saudaranya ke Dusun Kalangnganyar. Dua desa yang warganya mengungsi itu ada di wilayah Kecamatan Bebandem.
“Di Kecamatan Karangasem juga ditemukan 4 KK atau 25 Jiwa warga memilih mengungsi ke rumah kerabat terdekat. Melihat cuaca masih sangat ekstrim, kemungkinan warga yang mengungsi bisa bertambah,” jelasnya.
Sementara itu, cuaca ekstrim yang memicu bencana air bah dan tanah longsor tidak hanya membuat rumah warga banyak yang rusak, kondisi ini juga memicu putusnya sejumlah jalan kabupaten. Laporan dari Dinas PUPR Karangasem, hujan deras membuat enam titik akses jalan kabupaten yang berada di wilayah Kecamatan Bebadem terputus dan tidak bisa dilewati.
Enam ruas jalan yang putus itu, yakni jalan pelintas ruas jalan Kemoning-Bhuana Kerta (Tukad Taksu), jalan pelintas ruas jalan Untalan Galih, Oprit boughdeuker amblas mengakibatkan ruas jalan Pengadangan-Pasar Agung putus, badan jalan tergerus mengakibatkan ruas jalan Pengadangan-Pasar Agung terputus, badan jalan tergerus mengakibatkan ruas jalan Mumbul-Pengadangan terputus, dan akses jalan pelilintas ruas jalan Jungutan-Tihingan rusak.
“Kendati jalannya terputus, warga sekitar tidak ada yang sampai terisolasi. Masih ada jalan alternative, namun jarak tempuh sedikit jauh,” kata Kabid Bina Marga, I Wayan Suratajaya, seraya menambahkan, bahwa total kerugian materiil yang dimunculkan dari rusaknya akses jalan itu belum diketahui, karena tim masih melakukan pendataan ke lapangan. (tio/bfn)