BULELENG, Balifactualnews.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng, Bali terus berkomitmen untuk membantu pengembangan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD). Khususnya untuk sumber daya manusia (SDM) dan sarana yang mendukung. Hal itu dikatakan Wakil Bupati (Wabup) Buleleng I Nyoman Sutjidra saat ditemui usai meresmikan dan meninjau dua gedung hemodialisis di RSUD Kabupaten Buleleng, pada Kamis (21/7/2022).
Wabup Sutjidra menjelaskan dukungan terus dilakukan terhadap hal yang sedang dilakukan oleh direksi RSUD Kabupaten Buleleng. Untuk meningkatkan kompetensi dan kapasitas dari jajaran maupun sarana yang tersedia. Apalagi sekarang sudah banyak mahasiswa kedokteran kemudian residen-residen dokter spesialis yang magang di RSUD Buleleng. “Dan sudah barang tentu sarana dan prasarana harus ditingkatkan lagi. Termasuk juga menyiapkan SDM yang mumpuni. Ini sudah bertahap dilakukan oleh bapak direktur beserta jajarannya,” jelasnya.
Terkait dengan gedung hemodialisis yang baru diresmikan, Wakil Bupati asal Desa Bontihing, Kecamatan Kubutambahan ini menyampaikan rasa bangga dan terima kasihnya terhadap usaha-usaha yang dilakukan oleh RSUD Buleleng. Gedung ini nantinya akan sangat membantu masyarakat khususnya pasien yang menjalani cuci darah. Sehingga, tidak perlu lagi ke Denpasar untuk mencuci darah. “Jadi banyak pasien gagal ginjal yang tidak perlu lagi ke Denpasar untuk cuci darah. Cukup di Singaraja saja,” ucap Wabup Sutjidra.
Sementara itu, Direktur RSUD Buleleng Putu Arya Nugraha menyebutkan jumlah tempat tidur untuk cuci darah sebelumnya berjumlah 24. Saat ini, ditambah dua gedung barat dan timur. Sehingga, jumlah tempat tidur menjadi 60. Meningkat hingga dua kali lipat. Ini untuk memotong lamanya tindakan cuci darah yang selama ini hingga malam hari. “Dua gedung ini sudah beroperasi. Namun, baru sekarang bisa diresmikan,” sebutnya.
Ke depan, pengembangan di RSUD Buleleng akan terus dilakukan. Sesuai dengan plot oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes), RSUD Buleleng menjadi rumah sakit rujukan regional. Sarana maupun SDM untuk ruangan jantung terpadu kateterisasi sudah disiapkan. Kemudian, ada stroke center dan satu SDM yang mampu menjalankan intervensi di bidang saraf DSA atau yang popular dengan cuci otak. Tapi, dengan prosedur yang sesuai medis. Ruangan untuk penanganan kanker terpadu sudah bisa disiapkan. “Hanya saja SDM perlu tambahan. Yaitu ahli kanker di bidang penyakit dalam. Sekarang baru punya ahli kanker di bidang bedah saja. Nanti kedepannya perlu juga ahli kanker di bidang anak dan lainnya. Agar warga Bali Utara ini tidak perlu lagi ke Selatan karena berat sekali untuk pasiennya,” imbuh Arya Nugraha. (tya/bfn)