Daerah  

Pemilih di Karangasem Resah, H-2 Pencoblosan Belum Dapat Surat Panggilan Memilih

________________________________________________________________________________

KARANGASEM — Sejumlah pemilih di Karangasem resah. Plano C6, sebagai bukti panggilan untuk memilih dari KPU sampai saat belum mereka terima. Masyarakat was-was, hingga hari H nanti kartu sakti untuk memilih itu tidak mereka dapatkan. Keresahan warga ini terlihat di Dusun Samuh, Desa Bugbug, Karangasem. Pantauan, Senin (15/4/2019) tadi, puluhan warga mengaku belum mendapatkan kartu C6.

“Saya belum dapat pak, padahal dua hari sudah mulai pemilihan,” terang Made Simpen, warga Samuh bedulu.

Tak hanya Simpen tetangganya juga banyak yang tidak mendapatkan kartu panggilan untuk memilih. Mereka mengaku tidak tahu alasannya belum mendapat kartu C6 tersebut. Ketua PPS Bugbug Samuh, Desa Bubug, Karangasem, I Ketut Artawan, mengatakan, pembagiaan placo C6 pemilih masih berproses. Saat ini petugas di bawah sudah door to door untuk memberikan kartu panggilan pemilih kepada masyarakat.

“Adapun warga yang belum mendapatkan kartu panggilan, itu karena kami masih mencocokan nama pemilih dengan nomor NIK dan KK pemilih bersangkutan,” katanya.

Keterlambatan pembagian kartu panggilan pemilih tersebut tak pelak memunculkan beragam tudingan miring kepada PPS Bugbug Samuh. Hal ini diakui Artawan sendiri. Dia mengatakan, selain dituding memobilisasi masa untuk mendukung caleg tertentu, dia juga dituding melakukan money politik untuk memenangkan salah satu calon legislatif di Bugbug.

“Saya tidak mau macam-macam, saya bekerja sesuai aturan yang dijalankan KPU. Kalau mereka menuduh saya yang bukan-bukan silahkan laporkan, saya siap kok,” ucapnya.

Sementara itu, dari pencocokan nama-nama dalam surat panggilan pemilih itu, Artawan mengaku menemukan banyak pemilih ganda. Jumlahnya mendekati angka puluhan.

“Setelah saya cocokkan dengan NIK yang ada ternyata masih ada pemilih ganda,” terangnya.

Terkait temuan itu, Devis Hukum dan Pengawasan KPUD Karangasem, Ngurah Maharjana, langsung melakukan klarifikasi. Menurutnya data yang ditemukan oleh PPS samuh itu bukan ganda.

“Saya sudah konfirmasi tadi, itu bukan sama. Namanya memang sama tapi NIK nya berbeda. Jumlahnya tidak banyak kok,” terang Maharjana.

Pihaknya juga sudah berpesan kepada KPPS untuk selalu mencocokan surat panggilan pemilih. “Kalau memang ganda agar C6 tidak dibagikan ke pemilih tetapi dikembalikan ke PPS. Tapi sekali lagi itu, tidak ganda kok.” pungkas Maharjana. (tio)