“Rancangan KUPA 2021 mengalami penurunan hingga Rp 38 miliar lebih dari target pada APBD Induk sebesar Rp 258 miliar. Kita terpaksa mengambil anggaran silva, sehingga PAD yang turun tajam bisa tertutupi”
(Sekda I Ketut Sedana Merta)
KARANGASEM,Balifactualnews.com—Pendapatan Asli Daerah (PAD) Karangasem mengalami penurunan yang sangat tajam. Merosotnya PAD tersebut berdampak pada Kebijakan Umum Perubahan APBD (KUPA) 2021 yang kondisinya sangat kritis dengan penurunan anggaran mencapai Rp 38 miliar. Hal ini terungkap dalam rapat Badan Anggaran dengan Eksekutif Rabu 18 Agustus 2021.
Tajamnya penurunan PAD yang tidak sesuai dengan ekpektasi awal, juga membuat eksekutif harus menggeser anggaran silva yang ada. Langkah itu dilakukan agar sejumlah program yang sudah dirancang dapat berjalan dengan baik
“Pendapatan daerah dari berbagi sumber yang dirancang pada APBD Induk 2021 banyak yang tidak memenuhi target. Ini juga memicu pergeseran anggaran silva yang ada,” ucap Sekda Karangasem I Ketut Sedana Merta dalam rapat Banggar yang dipimpin langsung Ketua DPRD Karangasem I Wayan Suastika.
Penurunan pendapatan, kata Sedana Merta, tidak hanya terjadi pada PAD, pendapatan yang bersumber dari transfer pusat dan daerah, serta DAU juga mengalami penurunan. Bahkan besarannya mencapai Rp 23 miliar lebih.
Sedangkan untuk PAD, penurunan terjadi pada sektor pajak hotel dan restoran. Target awal sektor ini bisa mencapai Rp 5 miliar, tapi semester ini hanya tercapai Rp 500 juta. “Semua obyek PAD kita mengalami penurunan, tapi penurunan yang paling tinggi ada pada sektor pariwisata,” ucap Sedana Merta.
Sedana Merta mengakui, rancangan KUPA mengalami penurunan hingga Rp 38 miliar lebih dari target pada APBD Induk sebesar Rp 258 miliar, turun menjadi Rp 219 miliar. Penurunan terjadi pada sektor pajak daerah sebesar Rp 47 miliar dari Rp 124 miliar lebih menjadi Rp 77 miliar.
Bukan hanya itu, sektor retribusi daerah juga mengalami penurunan. Awalnya, sektor ini ditarget mampu mencapai Rp 9 miliar, dari sebelumnya sekitar Rp 15,9 miliar. Tapi pada kenyataannya, target itu tidak tercapai, malah mengalami penurunan sekitar Rp 6,5 miliar.
“Kita terpaksa mengambil anggaran silva yang ada sehingga PAD yang turun tajam bisa tertutupi,” pungkas Sedana Merta. (ger/bfn)