KARANGASEM, Balifactualnews.com – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Karangasem terus berupaya untuk menuntaskan penanganan sampah perkotaan, akibat kondisi TPA Butus, Desa Buana Giri, Kecamatan Bebandem, sudah diambang overload.
Salah satu upaya dilakukan dalam menangani sampah perkotaan tersebut, dinas terkait berencana akan membeli alat insinerator dan alat pemilahan sampai untuk mengolah sampah, baik organik maupun anorganik. Anggaran yang disediakan untuk membeli kedua alat tersebut sebesar Rp 4,8 miliar.
“APBD Perubahan 2024 ini pengadaan alat tersebut dilaksanakan. Anggarannya sudah mendapatkan persetujuan dari Dewan,” ucap Kepala DLH Karangasem, I Nyoman Tari, belum lama ini.
Tari mengatakan, hasil studi banding ke Kabupaten Badung, semakin menguatkan tekadnya untuk membeli alat tersebut. Alasannya, dengan menggunakan alat insinerator tersebut, pengelolaan sampah di kabupaten terkaya di Bali itu sudah sangat produktif dengan menggunakan alat insinerator.
Alat insinerator yang akan dibeli, kata Tari, mampu mengolah sampah hingga 15 ton per hari. “Dampak dari pengolahannya juga tidak besar dan sangat ramah lingkungan. Asap yang dikeluarkan putih, tidak hitam seperti peralatan lainnya,” jelas Tari.
Tari mengakui, persoalan sampah di Karangasem memang belum bisa diatas dengan maksimal. Hal tersebut disebabkan volume sampah setiap hari terus mengalami peningkatan, sementara TPA Butus daya tampungnya sudah semakin sedikit. Volume sampah di TPA Butus mencapai 95 persen, hanya tersisa 5 persen dari kapasitas yang ada.
Tari menjelaskan, kiraman sampah dari Kota Karangasem per hari rata-rata mencapai 40 – 50 ton. Bahkan, saat hari raya besar, volume sampah akan meningkat drastis,mencapai 80 – 100 ton per hari. Ini belum terhitung kiriman sampah dari desa lain yang langsung buang tumpukan sampah ke TPA Butus.
“TPA Butus tinggal menunggu waktu. Kami minta kesadaran masyarakat untuk bisa memilah sampah, sehingga volume sampah yang di kirim ke TPA bisa di tekan,”tandasnya. (tio/bfn)