DENPASAR, Balifactualnews.com – Dalam rangkaian HUT Ke-72, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Provinsi Bali menggeber turnamen biliar internal atau hanya untuk para dokter dibawahnya, di salah satu rumah biliar di Denpasar, Minggu (16/10). Meski digeber di Denpasar namun untuk tuan rumah pada tahun ini dipilih Tabanan. Puncak HUT ini sendiri akan dilakukan di Tanah Lot pada 30 Oktober 2022.
Turnamen biliar itu sendiri mempertandingkan nomor 9-Ball dan diikuti 38 peserta dokter dari seluruh Bali. Sebelumnya IDI juga kerapkali menggeber olahraga lainnya secara internal juga seperti bulutangkis, tenis lapangan dan futsal.
“Kali ini kami pilih biliar karena banyak rekan-rekan dokter yang bermain biliar. Apalagi biliar bisa untuk semua umur sehingga bisa ikut olahraga ini. Kan tidak terlalu banyak bergerak. Biliar bisa diikmati dengan nyaman dan tenang. Bisa saja saja kedepannya teman-teman seprofesi bisa mengubah kegemaran bermain biliar menjadi sebuah prestasi. Semoga olahraga ini bisa setiap tahun kami geber untuk memperingati HUT IDI Bali,” kata Ketua IDI Bali dr. Gede Putra Suteja usai pembukaan Turnamen itu di Denpasar, Minggu (16/10/2022).
Di lain pihak, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana dr. Komang Januarta menambahkan, turnamen biliar IDI Bali itu bertujuan agar bisa meningkatkan rasa persaudaraan antar anggota. “Kami disini fokus untuk menjalin persaudaraan dan bukan untuk mencari siapa yang menang atau kalah,” paparnya.
Selain itu lanjutnya, agar biliar lebih dikenal luas sebagai olahraga prestasi dan bukan hanya dilihat sebagai olahraga hiburan semata. “Kami berharap banyak anggota IDI yang mau terjun di biiar dan mempopulerkannya untuk bisa lebih berprestasi lagi,” tegasnya.
Sementara itu salah seorang anggota IDI Bali dr. Putu Laksmi Anggari Putri Duarsa yang juga Ketua Umum Pengprov POBSI Bali mengutarakan, dirinya ingin mengubah biliar sebagai olahraga rekreasi menjadi prestasi.
Apalagi sebagai contoh kisah Michael Bambang Hartono yang merupakan salah satu orang terkaya di Indonesia dan pemilik salah satu perusahaan rokok terbesar di Indonesia sukses meraih medali perunggu cabor bridge di Asian games 2018.
“Saat itu usia beliau 78 tahun dan masih bisa berprestasi. Beliau meraih uang hadiah yang mungkin tidak seberapa baginya. Tapi sangat menghargai apa yang sudah didapatkannya. Belajar dari kisah tersebut, saya mengajak rekan-rekan dokter untuk tetap mempertahankan hobi ditengah kesibukan yang tinggi. Siapa tahu bisa berprestasi seperti Pak Bambang,” tutup Laksmi Duarsa. (ena/bfn)