Raup Untung 17 Miliar, Kinerja Manajemen RSUD Karangasem Masih Amburadul

banner 120x600

“Sudah dua tahun saya tidak  melihat progres capaian pelayanan terhadap pasien yang dilakukan manajemen RSUD Karangasem.  Direkturnya kurang inovatif, ini terlihat dari adanya pasien yang dirawat diparkiran rumah sakit tanpa dilengkapi tenda”

( I Nyoman Musna Antara SH )

I Nengah Rinten  dan I Nyoman Musna Antara

 


KARANGASEM, Balifactualnews.com—RSUD Karangasem berhasil membukukan keuntungan sebesar Rp 17 miliar, hingga Agustus tahun ini. Namun sayang, keuntungan yang didapatkan, tidak sebanding dengan amburadulnya pelayanan  pasien yang dirawat disana.

Menyikapi kondisi itu, DPRD Karangasem  segera akan menggelar rapat kerja dengan pihak manajemen RSUD Karangasem. Rencana pemanggilan manajemen  rumah sakit plat merah  itu, mencuat dalam rapat  kerja Badan Anggaran dengan eksekutif  terkait pembahasan KUPA/PPAS 2021, berakhir Kamis 19  Agustus 2021.

I Nyoman Musna Antara,  anggota Komisi III dari Fraksi Golkar, dalam rapat itu mendesak Ketua DPRD I Wayan Suastika dan I Wakil Ketua DPRD Wayan Parka selaku pimpinan rapat untuk secepatnya memanggil Direktur RSUD Karangasem  dr I Wayan Suardana. Pemanggilan dilakukan, untuk  mencari  tahu penyebab  tidak maksimalnya pelayanan   terhadap pasien yang terjadi selama ini.

Musna mengatakan, pasien  yang melakukan perawatan di RSUD Karangasem diperlakukan tidak manusiawi. Dia mencontohkan saat rumah sakit berstatus Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) itu, mengalami lonjakan  kunjungan pasien hingga harus dirawat di parkiran IRD, tanpa dilengkapi dengan tenda, bahkan ada yang di rawat di tempat duduk depan IRD.

Mirisnya lagi, kata Musna, pihak RSUD Karangasem sering  menolak pasien Puskesmas yang di rujuk ke rumah sakit dengan alasan sudah over load. “Boleh saja meningkatkan kuntungan sebanyak-banyaknya, asalkan pelayanan terhadap pasien sebanding dengan hasil yang didapatkan,” ucap Musna.

Musna juga menohok kinerja manajemen RSUD Karangasem,  karena hanya  mengejar keuntungan saja, tanpa ada imbal balik terhadap pelayanan yang ada. Terlebih keuntungan sebesar Rp 17 miliar yang didapatkan itu  bukan untuk rakyat, tapi di kelola sendiri karena sudah berstatus BLUD.

“Sudah dua tahun saya tidak  melihat progres capaian pelayanan terhadap pasien yang dilakukan manajemen RSUD Karangasem.  Direkturnya kurang inovatif, ini terlihat dari adanya pasien yang dirawat diparkiran rumah sakit tanpa dilengkapi tenda,” ucapnya.

Senada dengan Musna, Nengah Rinten dari Fraksi Nawa Satya Partai Nasdem, menambahkan,   RSUD Karangasem bisa lebih memaksimalkan pelayanan kesehatan masyarakat dibalik keuntungan yang di dapatkan saat ini.  “Dengan keuntungan yang di dapatkan, sudah tidak ada alasan lagi bagi manajemen RSUD Karangasem untuk menolak pasien untuk dirawat disana,” pungkas Rinten. (tio/bfn)