Relawan Pasebaya Edukasi Siswa di Zona KRB II Gunung Agung

________________________________________________________________________________

KARANGASEM — Gunung Agung, Karangasem, Bali, kembali menunjukkan aktivitasnya sejak beberapa hari terakhir. Bahkan erupsi terbesar sepanjang tahun ini terjadi Minggu 21 April lalu. Ledakan dahsyat yang dimunculkan sempat memicu kepanikan warga lereng Gunung Agung, khususnya warga yang berada di radius 4 kilometer dari puncak kawah gunung dengan ketinggian 3146 mdpl itu.

Menyadari akan bahaya terhadap dampak dari erupsi gunung yang awalnya bernama Udaya Parwata itu, Relawan Pasebaya Agung, semakin meningkatkan eksistensi kinerjanya. Kali ini bukan lagi persoalan mengevakuasi pendaki yang tersesat, namun melihat perkembangan aktivitas gunung yang ada, relawan dari 28 desa lingkar Desa Gunung Agung itu lebih mengoptimalkan melakukan edukasi kepada masyarakat dalam menghadapi bencana yang ada.


Baca :


Edukasi serupa juga dilakukan, Jumat (26/4/2019) pagi tadi di SMPN 3 Selat, yang berada dalam radius 7 kilometer dari puncak kawah Gunung Agung. Sebanyak 568 siswa yang ada disana dikumpulkan dan diberi materi dalam menghadapi bencana dari Sekretaris Pasebaya Agung I Wayan Suara Arsana.

Di hadapan ratusan siswa, Suara menyerukan agar tidak panik dalam menghadapi setiap bencana yang ada, termasuk dalam menghadapi kemungkinan Gunung Agung akan erupsi lagi. Menurut Perbekel Amertha Buana itu, kepanikan dalam menghadapi bencana justru akan berisiko terhadap munculnya korban yang lebih besar.

“Apa pun bencana yang terjadi jangan pernah panik. Intinya harus siaga dan tenang,” ucap Suara Arsana dikonfirmasi via telepon usai mengedukasi ratusan siswa SMPN 3 selat, pagi tadi.



Sebelumnya, di hadapan ratusan siswa KRB II, Suara juga mengenalkan sifat-sifat gunung api di Indonesia termasuk juga Gunung Agung. Hal itu sengaja dibedahnya untuk menyadarkan kepada para siswa agar tidak pernah khawatir dengan keberadaan Giri Tohlangkir jika nanti erupsi.

“Mengedukasi siswa dalam menghadapi bencana jauh lebih baik daripada kita mengevakuasi mereka disaat bencana terjadi. Dengan pemahaman kebencanaan yang sudah didapatkan kita berharap siswa di lereng Gunung Agung tidak trauma dalam menghadapi bencana yang ada,” ucap Suara Arsana. (tio)

Exit mobile version