SMPN 3 Bebandem Masuk Zona Bahaya Banjir Bandang

smpn-3-bebandem-masuk-zona-bahaya-banjir-bandang
banner 120x600

KARANGASEM, Balifactualnews.com—Hasil analisa dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karangasem, kawasan (areal) SMPN 3 Kecamatan Bebandem di Desa Buana Giri, masuk dalam zona bahaya banjir bandang.

Kajian yang dimiliki ITB dan BPBD tersebut tidak berlebihan, pasalnya saat banjir bandang yang terjadi beberapa waktu lalu, areal tanah SMPN 3 Bebandem banyak yang tegerus hingga memunculkan banyak keretakan pada bangunan gedung sekolah.

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Karangasem, I Wayan Sutrisna, Minggu (8/1), membenarkan pihak ITB dan BPBD Karangasem telah melakukan analisa dan mengkaji zona rawan bahaya banjir bandang pada kawasan tersebut.

“ITB sudah turun ke SMPN 3 Bebandem untuk mengecek kondisi yang ada. Hasil kajian dan analisa yang dimiliki, areal SMPN 3 Bebandem masuk dalam zona bahaya banjir bandang,” ucap Sutrisna.

Lokasi sekolah yang berada di tepian sungai berhulu Gunung Agung, lanjut Sutrisna, membuat banjir bandang yang disebabkan curah hujan tinggi dari hulu akan terus menggerus areal SMPN 3 Bebandem. “ITB mengkaji, dalam kondisi normal jangka waktu 10 tahun lokasi akan tergerus. Tapi kalau air sungai terus menerjangnya areal sekolah akan semakin menggerus areal sekolah dalam waktu 5 tahun,”imbuhnya.

Sutrisna mengungkapkan, longsornya tanah SMPN 3 Bebandem, membuat beberapa unit bangunan sekolah kondisinya sangat memprihatinkan karena tanah disekitar sudah mengalami keretakan. Kondisi tersebut membuat sejumlah bangunan terpaksa dikosongkan karena dinilai sangat membahayakan.

“Ada rencana SMPN 3 Bebandem akan direlokasi. Rencana pemindahan ini masih rencana jangka panjang karena memerlukan anggaran yang cukup besar dan harus dikoordinasikan ke pemerintah pusat (Kemendikbud). Ini dilakukan karena lokasi sekolah masuk dalam zona bahaya banjir bandang,”ungkap Sutrisna.

Terpisah, Kepala Sekolah SMPN 3 Bebandem, I Made Wijana, mengatakan, kondisi sekolah yang dipimpinnya sudah sangat memprihatinkan. Pondasi bangunan sudah retak dibeberapa titik sehingga beberapa ruangan terpaksa dikosongkan lantaran sangat membahayakan siswa yang melaksanakan aktivitas dekat bangunan.

“Tiga bangunan sekolah yang retak ada di dekat tebing yang longsor. Satu bangunan terdiri dari dua ruangan, sedangkan sisanya masing – masing satu ruangan,” pungkas mantan Kadis Koperasi Karangasem itu. (tio/bfn)