Daerah  

Tanah Lot dan Destinasi Legenda Danghyang Nirartha

Air Suci Pura Tanah Lot (foto bfn/putu wijanatha)

 

TANAH LOT merupakan salah satu tempat wisata yang melegenda. Objek wisata yang berada di Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, Bali itu selalu menjadi incaran para wisatawan. Wisatawan yang sedang berlibur di Bali seakan tidak lengkap kalau belum dapat berkunjung ke objek wisata tirta tersebut.

Taksu Tanah Lot memang selalu menjadi magnet dunia pariwisata di Bali. Suasana yang nyaman dan indah membuat liburan semakin memiliki kenangan.
Objek wisata ini bisa ditempuh dengan mobil. Dari Bandara Internasional Ngurah Rai, Denpasar, wisatawan bisa menempuhnya dalam waktu 1,5 jam. Memang belum ada angkutan umum untuk bisa langsung menuju ke Pura Tanah Lot dari Denpasar, namun wisatawan bisa menyewa mobil di Bali atau mengambil paket tour yang banyak ditawarkan.

Tanah Lot, memang menjadi tempat wisata yang melegenda sejak dulu sampai sekarang. Itu tak terlepas dari sejarah Danghyang Nirarta yang menancapkan taksunya pada Pura yang berada diatas batukarang dan di kelilingi laut.
Di Tanah Lot terdapat mata air suci yang dipercaya membawa berkah bagi yang mengambilnya. Setiap hari, warga sekitar juga berdoa dan mengantar beberapa hasil bumi.

Ular Suci yang berada di Tanah Lot menjadikan tempat wisata tersebut menjadi unik. Ular yang dipercaya dapat membuat orang yang menyentuhnya memiliki hidup yang baik dan membawa berkah.

Bagi yang ingin menyentuh ular suci tersebut, bisa sambil berdoa supaya doa mereka dikabulkan. Ade (36), salah satu wisatawan domestik asal Jakarta yang berkunjung untuk menikmati Tanah Lot, mengatakan, ular suci tersebut sudah melegenda dan memberikan bukti bagi beberapa orang yang percaya.

“Ularnya baik. Katanya jinak dan tidak akan menggigit jika memiliki niat baik,” ujarnya.

Tanah Lot juga dikelilingi beberapa oleh-oleh khas Bali. Sendal, baju, bahkan tas juga dapat dibeli atau dilihat-lihat para pengunjung.

Sementara itu, harga tiket masuk ke kawasan Pura Tanah Lot juga bisa dibilang sangat terjangkau. Tiket untuk wisatawan domestik, pengelola objek wisata Tanah Lot mengenakan harga Rp 10.000 utuk dewasa dan Rp 7.500 untuk anak-anak. Sedangkan tiket untuk Wisatawan Asing (WNA), pihak pengelola mengenakan tarif masing-masing Rp 30.000 dan Rp 15.000 untuk anak-anak.

Bukan itu saja, pihak pengelola Tanah Lot juga mengenakan biaya parkir kendaraan, rinciannya untuk sepeda motor dikenai tarif Rp 2.000, mobil Rp 5.000 dan Bus Rp 10.000

Pura Tanah Lot terkenal karena keunikannya yang terletak di tengah lautan. Ada dua bangunan pura yang bisa Anda lihat di Tanah Lot. Satu pura terletak di atas bongkahan batu besar dan satu lagi di atas tebing yang menjorok ke laut. Pura ini merupakan bagian dari Pura Kahyangan Jagat di Bali dan ditujukan sebagai tempat untuk memuja Dewa penjaga laut.

Saat air laut pasang, pura akan terlihat benar-benar dikelilingi lautan sementara saat surut, kita bisa menyeberang ke tengah tebing untuk berdoa atau mengantar sesajen.
Biasanya, air laut akan surut saat menjelang siang hari. Pada saat itulah Anda bisa melihat warga setempat akan membawa sesajen dan memakai pakaian sembahyang untuk menyeberang ke Pura di tengah lautan itu. Di sana nantinya warga juga akan membersihkan bagian Pura Tanah Lot agar selalu bersih dan rapi, lalu dilanjutkan dengan berdoa.

Saat Anda menyeberang, Anda akan menemui sumber mata air tawar di tengah tebing tersebut. Warga setempat percaya, sumber mata air itu sangat bermanfaat baik bagi kesehatan tubuh dan keselamatan.

Selain fenomena air suci yang berupa air tawar di tengah lautan, ada pula goa yang dipercaya sebagai tempat tinggal ular suci penjaga Pura Tanah Lot.
Ular suci ini ada di gua yang terletak di seberang pura dan dijaga oleh seorang warga asli sekitar Tanah Lot lengkap dengan sesajen serta dupa di atas liang tempat tinggalnya.

 

Keindahan Pura Tanah Lot (foto bfn/putu wijanatha)

 

Selain memiliki sarang di dalam gua, ular suci Tanah Lot juga banyak ditemui di sekitar pura dan di sekitar sumber mata air tawar di tengah batu karang Tanah Lot.
Ular ini sering juga disebut ular poleng, dalam bahasa Bali artinya belang hitam-putih. Ular suci Tanah Lot memiliki tubuh panjang dengan warna belang hitam-putih dan kadang abu-putih serta ekornya pipih, bukan tumpul memanjang.
Konon, ular tersebut dipercaya oleh warga setempat sebagai jelmaan dari sabuk atau selendang Danghyang Nirartha.

Kesaktian pendeta yang datang dari tanah Jawa itu, disebutkan mampu memindahkan sebongkah batu besar ke tengah laut lalu membangun sebuah pura untuk ibadah di atasnya, diberi nama Tanah Lot yang berarti tanah ditengah laut.
Dikisahkan juga, untuk menjaga kesucian Pura Tanah Lot, tersebut, Danghyang Nirartha mengubah sabuk atau selendang yang dia kenakan menjadi ular-ular suci.

“Ini juga yang menjadi salah satu alasan kenapa ular di areal Pura Tanah Lot memiliki ekor pipih seperti ujung sabuk,” kata I Made Sutama, salah seorang warga yang tinggal di sekitar kawasan Tanah Lot.

Dia mengatakan, banyak pengunjung yang berdoa di Gua tempat ular suci itu untuk mendapat keselamatan, rezeki hingga ingin dikaruniai anak.

“Ya mereka banyak berdoa di sini sambil pegang ular suci, supaya terkabul. Salah satu bentuk kepercayaan sekaligus ikhtiar saja, tetap kita harus usaha, tapi berdoa pada yang Maha Kuasa juga perlu. Harus hati-hati. Niatnya juga tidak boleh buruk. Ular ini jinak, tidak akan mau menggigit manusia selama manusia berniat baik dan tidak bermaksud mengganggunya,” ujar Made Sutama.

Dari data yang dihimpun, ular suci di Tanah Lot termasuk ke dalam jenis ular laut Banded Sea Krait. Sangat beracun dan jauh lebih mematikan dari ular kobra. Banded sea krait dapat melumpuhkan korbannya hanya dengan sekali gigitan.
Namun ular laut banded sea krait juga tipe ular yang tenang serta tidak agresif kecuali diserang lebih dulu. (tim bfn)