Bupati Karangasem I Gede Dana dan Ketua DPRD Karangasem I Wayan Suastika
KARANGASEM, Balifactualnews.com – Bupati Karangasem I Gede Dana terus berupaya menekan tingkat kebocoran pendapatan pada sektor galian C yang sampai saat ini masih tetap tinggi. Sejak kepemimpinannya, segala upaya dilakukan guna mendongkrak pundi-pundi dari sektor pendapatan tak terbarukan itu.
Kendati demikian tingkat kebocoran masih tetap tinggi. Bahkan seharusnya Sebanyak 1800 truk yang terdata mencari pasir ke Karangasem dalam setiap hari, kini sebelum penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat Covid19, rata-rata jumlah truk yang mencari pasir ke Karangasem sebanyak 1200 truk per hari.
Menurut Bupati Dana, kebocoran itu terjadi pada faktur retribusi yang sering dimainkan. Menyikapi kondisi tersebut, Bupati berencana untuk membangun pos portal di beberapa wilayah perbatasan, seperti Yeh Malet (Manggis), Sidemen, Bukit Jambul dan wilayah Pempatan (Rendang), serta di wilayah Perbatasan Tanyar Barat (Kubu).
“Kita akan berusaha untuk menggali potensi sektor pendapatan yang lain, tapi ditengah pandemi Covid19 sektor galian C menjadi salah satu andalan dalam menopang pendapatan daerah. Kita akan terus berupaya untuk meningkatkan pendapatan dari sektor ini dan menekan tingkat kebocoran dengan membangun beberapa titik portal di wilayah perbatasan,” ucap Gede Dana saat memberikan sambutan dalam rapat paripurna DPRD dalam agenda pengesahan LKPJ Bupati Karangasem 2020, belum lama ini.
Gayung bersambut keinginan Bupati untuk membangun pos portal di wilayah perbatasan mendapatkan apresiasi positif dan dukungan dari kalangan anggota DPRD Karangasem termasuk juga Ketua DPRD I Wayan Suastika. Bahkan, Suastika meyakini dengan tambahan pembangunan pos portal di wilayah perbatasan, kebocoran pendapatan galian C jauh bisa ditekan dari sebelumnya.
“Data yang kami dapatkan truk yang mencari pasir ke Karangasem sebanyak 2000 truk per hari, tapi yang terdata hanya 1800. Bahkan sebelum PPKM Darurat Covid19 ditetapkan, truk yang mencari pasir ke Karangasem rata-rata 1200 per hari. Melihat data ini, kebocoran pendapatan galian C masih sangat signifikan dan ini meski lebih digenjot lagi,” ucap Suastika.
Tambahan pos portal diwilayah perbatasan, kata Suastika, setidaknya akan mampu menekan kebocoran yang ada saat ini. Sebab dari tambahan itu akan ada tambahan sobekan satu faktur lagi dari 3 faktur galian C yang sudah ada sebelumnya.
“Kami sangat optimis dengan tambahan pos portal di wilayah perbatasan pendapatan dari sektor galian C akan bisa lebih ditingkatkan dari apa yang sudah diperoleh sekarang,” tukas Suastika.
Sebelumnya Fraksi Golkar DPRD Karangasem, melalui juru bicara I Komang Rena, juga melontarkan pendapat yang serupa. Selain mendesak pemerintah daerah untuk membangun pos pungutan galian C dengan sistem digital, Fraksi Golkar juga mendorong pemerintah daerah untuk memaksimalkan pontensi pendapatan dari sektor galian C dengan membangun pos portal di wilayah perbatasan. (*tio/bfn)