Petugas Polsek Kota Karangasem saat melakukan olah TKP dan melihat korban masih tergantung
KARANGASEM, Balifactualnews.com – Tangisan Arpah (50) mendadak pecah usai datang dari pengajian di rumah Sakmah, warga yang sama-sama asal Banjar Dinas Bukit Tabuan, Desa Bukit, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem, Minggu (28/6/70) sore.
Ibu dua anak ini tampak histeris, setelah mendapati anaknya Zapirah (26), terbujur kaku tergantung di sebuah gudang yang ada di rumahnya dalam kondisi sedang mentruasi. Hingga berita ini ditayangkan, belum diketahui penyebab wanita yang sudah menjada sejak tiga bulan lalu berbuat nekat seperti itu.
Kapolsek Kota Karangasem, Kompol I Ketut Suartika, dikonfirmasi, Senin (29/6/20) membenarkan hal itu. Dia mengatakan, pihaknya sudah turun ke lokasi kejadian untuk melakukan olah TKP. Dari olah TKP yang dilakukan, korban ditemukan tergantung di salah satu kayu usuk atap gudang milik korban dengan menggunakan tali nilon warna biru.
“Penyebab lainnya masih kita lidik. Sejauh ini baru diketahui korban tewas murni karena gantung diri. Dari visum luar yang dilakukan tim Medis Puskesmas Karangasem II, tidak ditemukan ada tanda-tanda kekerasan di tubuh korban,” ucap Kapolsek.
Dijelaskan, kesimpulan korban tewas karena gantung terlihat setelah petugas melihat dari ciri-ciri fisik korban saat ditemukan di lokasi. “Selain ada bekas jeratan melingkar di leher, lidah tidak menjulur, wajah membiru lebam mayat, petugas juga tidak menemukan adanya cairan di kemaluan, karena saat itu korban sedang mentruasi,” ungkapnya.
Sejak menjada, Saripah tinggal di rumah orang tuanya. Sebagai ibu kandung, Arapah tidak ngeh kalau anaknya akan berbuat nekat seperti itu. “Kecuali mengutarakan perceraiannya, anak saya tidak pernah mengeluhkan apa-apa. Saya juga tidak tahu kalau perceraiannya itu akan berujung kematian seperti ini,” ucap Arapah kepada petugas yang sedang melakukan olah TKP sambil menyapu air mata yang membasahi pipinya dengan tangan. (ger/tio /bfn)