Ujian Pelatihan Pelatih Fisik Tingkat I Nasional, Peserta Bolong Absensi Kehadiran Tidak Bisa Ditolerir

ujian-pelatihan-pelatih-fisik-tingkat-i-nasional-peserta-bolong-absensi-kehadiran-tidak-bisa-ditolerir
banner 120x600

BULELENG, Balifactualnews.com – Seluruh peserta pelatihan pelatih fisik tingkat I nasional yang digelar KONI Buleleng memasuki hari terakhir, pada Kamis (16/3/2023) kemarin. Di akhir sesi peserta pun mengikuti ujian tertulis. Lembaga Pendidikan Pelatih Olahraga (LANKOR) tidak mentoleransi kelulusan bagi peserta yang absensi kehadirannya bolong selama pelaksanaan pelatihan.

Tutor LANKOR Dr Devi Tirtawirya M.Or, menjelaskan dari pelaksanaan pelatihan dari tanggal 14-16 Maret 2023 ini yang menjadi penentu kelulusan pelatih dapat mengantongi sertifikat pelatih fisik nasional ada beberapa komponen. Yakni ujian tulis, pengerjaan tugas dan pengamatan selama praktek umum maupun khusus. Seluruh nilai dari sejumlah komponen tersebut akan diakumulasi sebagai penentu kelulusan.

Namun dari tiga komponen yang menjadi penilaian disebut Tirtawirya masih bisa ditoleransi. Peserta masih diberikan kesempatan untuk memperbaiki nilainya pada tahap remidi. “Kalau kemungkinan tidak lulus paling sering hanya masalah teori, karena tidak semua lulusan olahraga bisa kita remidi. Tetapi yang tidak bisa ditolerir itu yang tidak hadir. Bolong 1 materi saja yang bersangkutan tidak hadir susah untuk kami pertanggungjawabkan, itu sebagai syarat mutlak,” terang dia.

Sementara itu di hari terakhir pelatihan pelatih, juga diberikan materi tentang kekuatan dan kecepatan khusus. Pada materi kali ini lebih spesifik membahas latihan fisik sesuai dengan kebutuhan cabang olahraga.

Selain itu pelatih juga diberikan tugas untuk menyusun program latihan yang berdasarkan pada data di cabornya masing-masing. “Selama ini kan hanya tahu lari dan angkat beban. Tetapi dase fisik spesifik dengan cabor masing-masing itu berbeda. Dalam pertandingan fisik khusus menopang teknik dan taktik yang mendukung performa yang lebih baik. Sehingga perlu program latihan berbasis data,” terang Tirtawirya.

Ia pun menyarankan langkah tepat yang telah dilakukan KONI Buleleng dan pelatih cabor yang ada untuk meningkatkan prestasi atlet kedepannya tetap harus mengutamakan data. Sehingga pelatih dapat menentukan jenis dan dosis latihan yang diberikan kepada atletnya. (tya/bfn)