Beras Miki dan beras Polos Bantuan Tribako Dinsos Karangasem saat ditimbang mengalami penyusutan masing-masing 1 kg dan 0,5 kg. (foto: tio)
KARANGASEM Balifactualnews.com—Bantuan tribako jaring pengaman sosial (JPS) Dinas Sosial yang sudah didistribusikan ke Masyarakat, sejak 15 Mei 2020 lalu, mulai menuai keluhan. Itu terjadi karena dari 5 kg beras yang mestinya didapatkan warga, namun setelah ditimbang ternyata beratnya hanya 4,5 kg, bahkan ada yang sampai 4 kg.
Adalah I Gusti Aji Mangku yang mengeluhkan beras tribako yang bersumber dari dana BTT Pemkab Karangasem itu. Warga asal Banjar Dinas Besakih Kangin, Desa Besakih Kecamatan Rendang, itu mengaku mendapatkan bantuan tribako tersebut, Jumat (28/5/20) sore lalu.
“Awalnya saya sangat gembira mendapatkan bantuan pemerintah ini. Dalam tas bantuan tribako itu, satu sak beras Miki berisi tulisan 5 kg, tapi setelah saya timbang ternyata isinya hanya 4 kg,” ucap Gusti Aji Mangku, Minggu (31/5/20).
Dikatakan, 4 kg beras yang didapatkan itu merupakan beras Miki yang diproduksi PP Pari Kencono, Sumberwadung, Banyuwangi. “Selain beras, dalam bantuan itu juga berisi 5 buah mie instant, dan minyak goreng yang kurang dari 1 liter.
Keluhan serupa juga disampaikan I Gusti Rai. Warga dari Banjar Dinas Besakih Kangin ini, menuturkan, bahwa bantuan tribako dari Dinas Sosial Karangasem yang diterimanya itu di dalamnya berisi satu sak beras POLOS, 5 bungkus mie instant dan minyak goreng kurang dari satu liter. Kulit luar sak beras yang diproduksi CV Sido Makmur itu berisikan tulisan 5 kg, tapi setelah di timbang beratnya hanya 4,5 kg.
“Setelah ditimbang, sak berasnya sudah saya buka. Beras baru diambil dua gelas saja,” ucap Gusti Rai.
Selain di Banjar Dinas Besakih Kangin, warga di Banjar Dinas Palak , Desa Besakih, juga mengeluhkan hal sama. Beras bantuan yang diterima dalam kemasan berisi tulisan 5 kg, tapi setelah ditimbang beratnya hanya 4,5 kg.
“Saya sempat timbang beras yang berisi tulisan putih higienis bersih itu, ternyata beratnya hanya 4,5 kg,” ucap I Gusti Aji Alit.
Penyusutan volume bantuan beras tak hanya dirasakan warga yang ada di Desa Besakih, di Lingkungan Galiran Kaler, Kelurahan Subagan, Karangasem, juga mengalami hal serupa. Ini diakui salah seorang warga yang tinggal di seputaran Jalan Ahmad Yani, Amlapura. Beras POLOS yang dikemas sak warna putih, bantuan pemerintah itu, sudah diterima pekan lalu. Tapi, tadi pagi beras itu dicoba untuk ditimbang kembali. Hasilnya? Berat beras dalam kulit luar sak warna putih yang bertuliskan 5 Kg itu mengalami penyusutan.
“Berasnya sudah diterima minggu lalu, tapi belum ada yang digunakan. Tadi pagi istri saya menimbangnya, ternyata hanya 4,5 kg,” ucap pria yang juga memiliki usaha dagang ini.
Sebelumnya, Ketua Satgas Gotong Royong, Desa Adat Baturinggit, Kecamatan Kubu, I Gede Putu Telantik, juga sempat protes terkait berita acara serah terima paket tribako yang disodorkan Dinas Sosial Karangasem, tanggal 20 Mei 2020 itu. Dalam berita acara serah terima barang itu dituliskan per tanggal 6 Mei 2020, padahal paket tribako itu baru mulai didistribusikan mulai 15 Mei 2020.
Protes dilakukan bukan persoalan tanggal berita acara, tetapi terkait volume barang yang ada dalam berita acara tersebut yang tidak sesuai dengan barang yang dia terima. “Setelah saya baca berita acaranya, bantuan untuk mie instan disebutkan 7 buah, tapi pada kenyataanya kami hanya menerima 5 buah saja. Berita acara yang sudah ditandatangan itu saya anulir, dan meminta Dinas Sosial untuk membuat berita yang baru lagi,” pungkas Telantik. (tio/son/bfn)