KARANGASEM,Balifactualnews.com—Mengawali kinerja 2023, Bupati Karangasem I Gede Dana mengumpulkan para pegawai dari tingkat kecamatan hingga pegawai yang ada di lingkungan Pemkab Karangasem, di gedung Mal Pelayanan Publik (MPP), Kamis (12/1/2023).
Kegiatan yang dikemas dalam bentuk evaluasi kinerja pegawai tahun 2022 juga dihadiri seluruh pimpinan OPD. Dalam arahannya, Bupati Gede Dana sempat menyentil Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga, terkait masih banyaknya siswa yang belum bisa membaca dan menulis dengan lancar.
Kasus siswa belum bisa membaca dan menulis dengan cakap ditemukan Bupati Gede Dana di beberapa sekolah SD dan SMP termasuk salaah satu SMK Negeri yang ada di wilayahnya.
“Ada dua orang siswa SMK yang belum bisa membaca dan menulis. Keduanya ditolak saat melakukan PKL disalah satu hotel karena tidak bisa membaca dan menulis dengan cakap,” ungkap Gede Dana, tanpa mau menyebut nama SMK dimaksud.
Bukan itu saja, Gede Dana juga menemukan banyak siswa SMP yang belum bisa membaca dengan lancar. Hal itu diketahui Bupati saat dia turun ke sekolah-sekolah dalam program Bupati menyapa guru-guru di Karangasem tahun lalu.
“Kasus siswa belum bisa membaca masih tinggi, Saya instruksikan Dinas Pendidikan untuk serius menyikapi kondisi ini,” tegas Bupati.
Pembelajaran secara daring selama pandemi Covid-19 dan kurangnya tenaga pendidik (guru) hingga mencapai angka 1000 orang dinilai Bupati menjadi faktor yang menyebabkan banyak siswa belum bisa membaca dengan lancar. Mengantisipasi kondisi itu, Bupati berencana akan menarik pegawai kontrak yang bergelar sarjana pendidikan di masing-masing OPD untuk mengajar di masing-masing sekolah.
“Saat ini kami masih menunggu regulasinya dulu. Mudah-mudahan tidak ada halangan dan tenaga kontrak yang memiliki sarjana pendidikan bisa secepatnya ditugaskan untuk mengajar di sekolah,” ucap Gede Dana.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga, I Wayan Sutrisna, tak menampik akan kondisi itu. Tak mau kecolongan dengan ditemukannya dua orang siswa SMK yang tidak bisa membaca dan menulis dengan lancar, pihaknya sudah menugaskan korwil pendidikan di masing-masing kecamatan melakukan intervensi dengan membuat program klas membaca di masing-masing sekolah.
“Siswa yang belum bisa membaca dan menulis dengan lancar langsung kami buatkan kelas khusus, sama seperti program kampus merdeka. Intinya siswa yang tidak bisa membaca kita intervensi dan dibina langsung oleh guru-guru yang ada di sekolah masing-masing,” terang Sutrisna. (tio/bfn)