Wow!!! Tujuh Buah Spesifik Jembrana Peroleh Sertifikasi Kementan

 

________________________________________________________________________________

JEMBRANA—Kabupaten Jembrana makin berkembang dengan sektor pertaniannya. Bahkan Jembrana kini memiliki tujuh buah spesifik yang mendapat sertifikasi dari Kementerian Pertanian (Kementan) RI.

Ketujuh buah spesifik milik Jembrana itu, yakni kawista, pisang kayu, pisang lumut, kelapa (nyuh gading merah), kelapa genjah hijau, jeruju serta salak gatri Penyaringan. Bupati Jembrana I Putu Artha langsung menerima Sertifikat Tanda Pendaftaran Buah Lokal itu, saat menerima audiensi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali, Senin ( 8/4/2019), di Ruang Rapat Bupati Jembrana.

Dalam acara itu hadir Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ( BPTP ) Bali, I Made Adijaya, didampingi Kadis Pertanian Pangan Jembrana I Wayan Sutama. Bupati Jembrana I Putu Artha, menyatakan terimakasih kepada Kementerian Pertanian melalui BPTP Bali atas perhatian terhadap perlindungan potensi hayati Jembrana. Sertifikasi dinilai penting guna melindungi komoditas buah asli Jembrana. Menurutnya ini bagian perlindungan akan potensi perkebunan dan buah-buahan Jembrana, yang dapat bernilai ekonomi.

“Lebih penting adalah sumberdaya ini telah terlindung secara formal. Jadi tidak diklaim pihak lainnya, ”ujar Bupati Artha.

Artha juga berharap kekayaan hortikultura itu wajib dilestarikan dan dikembangkan sebagai kekayaan hortikultura asli Jembrana. Selain ketujuh buah tadi, rencananya Pemkab Jembrana kembali akan mensertifikatkan buah lokal Jembrana yakni Jambu Air Budeng.

Kadis Pertanian Pangan Jembrana, I Wayan Sutama, mengatakan Jambu Budeng sangat potensial dan karakteristik buah yang khas. “Rasa manis dan daging buahnya yang tebal warna cokelat,” ucapnya.

Buah ini cuma hidup dan berkembang di Desa Budeng, sehingga dikenal dengan nama Jambu Budeng. Tidak bisa hidup di daerah lain, karena tergantung kontur tanah dan iklim.

“Karena spesifikasinya itu, Jambu Budeng ini sangat layak untuk kita daftarkan ke pihak Kementerian Pertanian, “ ujar Sutama. (dod/tio)