KARANGASEM, Balifactualnews.com – Wakil DPRD Kabupaten Karangasem, I Gusti Agung Dwi Putra, turun langsung kelapangan untuk mengecek kekurangan air yang dialami petani Subak Lebu, Desa Lebu, Kecamatan Sidemen, Kamis (20/3). Melihat kondisi tersebut, Gung Dwi bergerak cepat dan dengan berkoordinasi dengan Dinas PUPR-Kim Karangasem serta Balai Wilayah Sungai (BWS) Penida untuk Pengerukan terowongan yang ada di Bendungan Yeh Masih.
Di sela-sela peninjauan tersebut, Gung Dwi mengaku sangat prihatin melihat kondisi padi yang ada di Subak Lebu. Pasalnya, tanam padi ini gagal tumbuh karena tidak mendapatkan air yang maksimal. “Karena tidak mendapat air maksimal, tanaman padi ditumbuhi rumput liar dan rumput liar. Ini jelas sangat menyulitkan petani untuk membersihkannya,” ucapnya.
Melihat kondisi itu, Gung Dwi mendorong pemerintah daerah dalam hal ini Dinas PUPR serta Balai Wilayah Sungai (BWS) Penida segera bisa melakukan pengerukan terhadap terowongan Bendungan Yeh Masih. Pasalnya, dengan adanya pendangkalan terowongan akibat endapan pasir dan bebatuan, membuat air tidak maksimal mengalir ke subak Lebu.
“Saya sudah berkoordinasi dengan Dinas PUPR dan Balai terkait kondisi ini. Khusus dari Balai, tadi saya dapat informasi sudah dialokasikan anggaran untuk proses pengerukan itu, tinggal menentukan hari untuk proses penangan saja,” katanya.
Dia menjelaskan, proses pengerukan terowongan yang panjangnya sekitar 800 meter tersebut, bisa melibatkan banyak pekerja. Hal itu dilakukan agar proses pengerukan bisa berjalan cepat.
Sementara itu, Bendahara Subak Lebu, I Wayan Sudiarta menuturkan, Subak Lebu mengalami krisis air sejak lima tahun terakhir. Hal ini dipicu akibat mendangkalnya terowongan Bendungan Yeh Masih akibat endapan material, ditambah rusaknya saluran irigasi si yang terjadi di sejumlah titik. “Air memang mengalir, tapi tidak maksimal,” ucap Sudiarta, seraya berharap dari pemerintah untuk segera menangani persoalan yang dialaminya itu. (tio/bfn)