KARANGASEM, Balifactualnews.com–Dua kader Golkar Karangasem, yakni I Nengah Sumardi SE, M.Si dan I Nyoman Musna Antara SH, yang sama-sama 4 periode menjadi anggota DPRD, tancap gas ikut kontestasi politik Pilkada Karangasem, 27 November 2024.
Mereka mulai tebar pesona melalui akun media sosial pribadi dan memasang baliho di setiap ruang publik. Selain untuk mengangkat popularitas karena internal Golkar sedang dalam tahapan survei kandidat, juga untuk mendongkrak elektoral masing-masing dengan harapan bisa mendapatkan surat sakti (rekomendasi) dari DPP.
Perang dua bintang kader Golkar ini semakin terasa hingga membentuk dua poros. Kondisi ini membuat kekuatan Fraksi Golkar di DPRD Karangasem terbelah. Beberapa anggota Fraksi Golkar dengan terang-terangan mendukung I Nyoman Musna Antara untuk maju dalam bursa penjaringan bakal calon bupati dan wakil bupati Karangasem. Dukungan ini diberikan, karena mereka sedikit kecewa atas sikap Sumardi yang melamar ke Partai Nasdem dengan raihan kursi jauh lebih kecil dari partainya (5 kursi berbanding 8 kursi pemilu 2024).
Sementara itu, anggota Fraksi Golkar kubu Sumardi, berdalih bahwa lamaran ke Partai Nasdem dilakukan karena perintah dari pimpinan partai diatasnya. Tapi apapun dalilnya, kini anggota Fraksi Golkar dari dua kubu itu sedang bersaing, agar jagoan yang mereka miliki, bisa mendapatkan rekomendasi dari Ketua Umum Airlangga Hartarto.
Baik Sumardi maupun Musna Antara membantah adanya persaingan dalam perebutan rekomendasi tersebut. Keduanya mengatakan, bahwa apa yang dilakukan itu merupakan proses dalam penjaringan kandidat yang dilakukan di internal partainya.
“Saya maju dengan mengikuti proses yang dijalankan di internal partai melalui survei. Apapun hasilnya, saya tetap legowo,” ucap Sumardi.
Sumardi mengatakan, sebagai kader partai dia merasa memiliki kewajiban untuk ikut dalam bursa penjaringan kandidat dalam menghadapi Pilkada, 27 November mendatang. Selain itu, dia tergerak untuk ambil bagian dalam kontestasi Pilkada Karangasem, karena dukungan teman-teman di partai Golkar dan kader di akar rumput. “Sebagai kader saya berkewajiban untuk mengikuti proses yang sudah ditentukan partai. Kalau tidak ikut dalam proses bursa penjaringan kandidat malah saya disalahkan,” kata Sumardi, Rabu (15/5/2024).
Dikonfirmasi terpisah, I Nyoman Musna Antara juga memberikan pendapat yang senada. Musna mengaku tergerak hatinya untuk mengikuti bursa penjaringan kandidat bakal calon bupati dan bakal calon wakil bupati Karangasem, karena kencangnya dukungan dari teman-teman partai dan masyarakat.
“Lebih dari tiga kali saya menolak dukungan teman-teman partai dan masyarakat untuk ambil bagian dalam bursa penjaringan ini. Ini saya lakukan atas kesadaran sebagai anak petani. Tapi, kencangnya harus dukungan dari teman-teman dan masyarakat membuat saya tidak bisa mengelak. Saya harus mengikuti apa yang mereka suarakan dengan ikut berproses dalam penjaringan ini. Apa pun yang menjadi keputusan partai saya sangat siap untuk menjalankannya dan mendukung penuh kandidat yang direkomendasi DPP,” terang Nyoman Musna Antara. (tio/bfn)