SEMARAPURA, Balifactualnews.com – Pihak keluarga korban Putu SAR(19)di Dusun Bandung, Desa Gunaksa, Kecamatan Dawan, Klungkung sangat terpukul, utamanya Ketut Suastika ayah korban termasuk ibunya.
Kematian taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Marunda, Jakarta Utara, Putu SAR (19) asal Bali membuat keluarga besar korban Sabtu(4/5/2024)meminta agar kasus kematian anaknya di kampus diusut tuntas karena dinilai kurang wajar.
“Saya berharap diusut tuntas agar terang benderang. Biar saya plong tidak ada beban. Jika ada berbau hukum agar ditindak,” ujar Ketut Suastika ketika ditemui di rumah duka.<
Menurut Suastika, saat ini istrinya, Ni Nengah Rusmini yang seorang perawat di RSU Klungkung, bersama kakaknya, Nyoman Budiarta masih berada di Jakarta. Iapun mengaku masih menunggu kabar terkait hasil otopsi jenasah anaknya di rumah sakit. Karena sejauh ini Putu SAR juga dikatakan tidak memiliki riwayat sakit jantung dan lainnya.<
“Secara fisik kesehatan anak sehat. Apalagi sebelum masuk kuliah kan ada tes. Dan kesehatan anak saya normal,” ungkapnya.
Selain itu, selama delapan bulan mengikuti kuliah kedinasan, Putu SAR juga tidak pernah mengeluh sakit. Almarhum juga tidak pernah cerita kalau ada kejadian pemukulan oleh seniornya di kampusnya. Selaku orang tua, Suastika juga tidak menerima firasat terkait kematian putra sulungnya tersebut.
“Anak saya terakhir pulang saat liburan Idul Fitri. Terakhir saya komunikasi tanggal 1 Mei saat libur. Anak saya sempat chat melalui WA dan meminta agar motornya diisi stiker,” ungkapnya.
Dengan kematian anaknya, Suastika berharap agar pihak berwenang bisa membantu agar kasusnya terang benderang. Apalagi selama ini anaknya dikenal polos dan tidak neko-neko. Iapun meminta ada ganjaran yang setimpal terhadap pelaku biar ada efek jera.<