BULELENG, Balifactualnews.com – Desa Cantik katanya bisa membuat pembangunan daerah menjadi maju melalui kebijakan pemerintah yang tepat sasaran. Benarkah demikian?
Ternyata, Desa Cantik merupakan singkatan dari Desa Cinta Statistik. Sebuah program kerja nasional yang dicanangkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Tujuannya adalah untuk meningkatkan kecakapan aparatur desa guna mewujudkan desa sebagai garda terdepan penyedia data statistik yang akurat dan terpercaya. Sebab, pemerintah desa merupakan instansi yang berinteraksi langsung dengan masyarakat di wilayah mereka.
Pada hari Selasa, (8/10), sebanyak 9 desa di Kabupaten Buleleng dikukuhkan sebagai Desa Cantik, yaitu Tajun, Patas, Lokapaksa, Bengkel, Kayu putih, Gobleg, Alasangker, Sangsit, dan Sambirenteng. Operator statistik dari masing-masing desa pun langsung diberikan pembinaan pada kegiatan yang berlangsung di Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) di Kelurahan Banyuasri itu.
Kepala BPS Kab. Buleleng, Made Bimbo, menjelaskan, program pembangunan yang sedang dijalankan mencakup berbagai sektor krusial seperti pengentasan kemiskinan ekstrem, penanggulangan inflasi, serta program-program strategis lainnya yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Kita harus memastikan bahwa seluruh kegiatan pembangunan memprioritaskan reformasi birokrasi tematik. Ini menjadi landasan dalam mencapai tujuan-tujuan strategis di Buleleng,” ujar Made Bimbo dalam sambutannya.
Salah satu hal yang ia tekankan adalah pentingnya keakuratan data dari desa-desa. Data yang akurat, kata Bimbo, menjadi dasar utama dalam pembuatan kebijakan yang tepat sasaran. Menurutnya, kebijakan yang dilandasi oleh data yang kuat akan mampu menghadapi berbagai tantangan pembangunan dengan lebih efektif. “Data adalah jenis kekayaan baru bagi bangsa kita. Kini, data lebih berharga daripada minyak,” ungkapnya menegaskan pentingnya peran data dalam pembangunan.
Peluncuran program ini disambut baik oleh Plt. Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Made Supartawan. Program ini dirinya harapkan mampu menjadi solusi atas tumpang tindih data yang selama ini terjadi antara desa dan kecamatan. Banyak desa masih menggunakan data masing-masing tanpa koordinasi yang baik, sehingga menyulitkan perumusan kebijakan yang tepat.
Supartawan mengatakan bahwa program Desa Cantik diharapkan bisa menjadi role model bagi desa-desa lain di kecamatan masing-masing. “Dengan adanya Desa Cantik ini, kami berharap dapat menjadi contoh bagi desa-desa lain untuk memperbaiki tata kelola data mereka,” ungkapnya.
Ia juga menekankan kepada para peserta, akan pentingnya mengikuti proses pembinaan yang ada dalam program ini dengan baik. “Mohon diikuti pembinaan ini dengan baik. Ke depan, ini akan sangat bermanfaat di seluruh sektor, karena data statistik yang dihimpun akan menjadi acuan penting dalam pembangunan,” jelasnya. (tya/bfn)