KARANGASEM, Balifactualnews.com – Tari Dewa Ayu atau Madewa Ayu di Desa Seraya Kecamatan dan kabupaten Karangasem adalah tari sakral sebagai ucapan puji syukur ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Tari ini tergolong dalam upacara Dewa Yadnya dan Manusa Yadnya sebagai wujud bhakti dan puji syukur atas segala karunia dan kesejehteraan yang telah dilimpahkan Ida Sanghyang Widhi dan para leluhur.
Baca Juga : Pertemuan Koster dan De Gadjah Penuh Kekeluargaan, Ajak Krama Bali Bersatu Dukung Pembangunan Pro Rakyat
Bendesa Adat Seraya I Wayan salin kepada media ini, Selasa(11/2/2025) menjelaskan, tradisi Dewa Ayu juga sebagai bentuk penyidekarya dari pengujung upacara yang dilaksanakan, Keris yang digunakan dalam tradisi madewa ayuan ini merupakan simbol peleburan sad ripu menjadi sad guna dengan dilandasi ketulus ikhlasan dalam melaksanakannya.
“Tradisi Madewa Ayu yang telah dilaksanakan turun temurun oleh masyarakat Desa Seraya. Madewa Ayu terbagi menjadi 2, Ketika Penari tidak memakai Keris disebut Madewa Ayu Sumbu dan ketika menggunakan media Keris disebut Madewa Ayu Naret,” beber Salin.
Tidak hanya ditarikan saat upacara keagamaan di Pura Kahyangan Desa setempat, tradisi Madewa Ayu juga dilaksanakan di sanggah atau merajan masing-masing rumah warga.
Tradisi Madewa Ayu diawali dengan prosesi Mendet, Melegong kemudian melaksanakan Madewa Ayu dengan memakai Banten Peneman. Saat mesumbu dan Naret, sejumlah warga baik laki-laki maupun perempuan akan menari diiringi alunan gamelan dan dalam kondisi tidak sadar dengan mata terpejam.
Baca Juga : Rapat Paripurna Istimewa LKPJ Bupati Karangasem Tahun 2024, Tanpa Dihadiri Gede Dana
Kadutan atau keris yang digunakan untuk narat juga tidak sembarangan. Keris tersebut sebelumnya diupacarai agar bisa digunakan untuk madewa ayu daratan atau narat.
“Ada sejumlah pantangan yang perlu diperhatikan krama yang mengikuti madewa ayu daratan. Termasuk di antaranya kadutan tidak boleh ditancapkan ke tanah. Selanjutnya kadutan juga tidak boleh berbenturan dengan kadutan lainnya. Akibatnya akan fatal jika pantangan tersebut diabaikan,” Tutup Wayan Salin.(ger/bfn)