Berbahaya, Bila Karangasem Dipimpin “Bupati Bayangan”

Masyarakat dan simpatisan PDI Perjuangan  Desa Adat Timbrah, Karangasem   saat menghadiri kampanye dialogis colon Wakil Bupati Karangasem  nomor urut 1, I Wayan Artha Dipa di Wantilan desa adat setempat, Selasa (17/11/20)

KARANGASEM, Balifactualnews.com-Menjelang pilkada 9 Desember nanti, calon Bupati dan Wakil Bupati Karangasem, Gede Dana dan Wayan Artha Dipa, kian gencar turun memenuhi permintaan simakrama dari masyarakat Karangasem. Salah satunya, antusiasme masyarakat menyambut kedatangan duet pemimpin masa depan ini, datang dari masyarakat Desa Adat Timbrah, Kecamatan Karangasem. Dampak buruk yang diterima warga setempat, akibat jembatan Asak-Subagan tak kunjung diperbaiki, membuat masyarakat desa tua ini mengalihkan dukungan kepada Dana-Dipa.

Artha Dipa saat datang ke Wantilan Desa Adat Timbrah, didampingi juru kampanyenya, Nyoman Winata serta koordinator kader dan simpatisan PDI Perjuangan di Desa Timbrah, Ketut Indra Kusuma, Selasa (17/11). Kedatangan Artha Dipa disambut antusias puluhan kader dan simpatisan PDI Perjuangan, meski dibatasi hanya 50 orang, untuk memenuhi protokol kesehatan pencegahan COVID-19. Dihadapan masyarakat Timbrah, Winata menyampaikan saat ini satu-satunya pemimpin yang mampu menjawab persoalan Karangasem, hanyalah Dana-Dipa.

“Contoh kecil saja, jembatan Asak-Subagan, sebagai akses utama masyarakat Timbrah, sudah bertahun-tahun tak diperbaiki. Dimana keberpihakannya terhadap masyarakat disini, sudah jelas tidak ada. Masalah ini tentu akan mampu diselesaikan oleh Dana-Dipa,” kata Winata.

Politisi senior asal Desa Asak ini pun kembali menegaskan, jangan dulu tergoda, untuk terlibat dalam money politik. Sebab, masyarakat Timbrah saat ini punya tanggung jawab besar untuk memilih pemimpin untuk lima tahun ke depan. Cukup sudah lima tahun laju pembangunan Karangasem dalam ketidakpastian. Tidak ada perkembangan, malah jauh mundur dari daerah lain di Bali.

“Kami sudah ada satgas untuk mengantisipasi upaya money politik. Ketika nanti ketahuan, baik yang menerima atau memberi, sanksinya pidana. Jangan lirik uang politik, karena tak akan menyelesaikan masalah,” tegas Winata yang juga anggota DPRD Karangasem ini.

Sementara, Calon Wakil Bupati Karangasem Wayan Artha Dipa, mengatakan siap menjawab harapan masyarakat Timbrah, mengenai terbangunnya kembali jembatan. Menurutnya, perbaikan jembatan itu sesungguhnya bisa dilakukan cepat, asalkan pemimpinnya mengerti cara menanganinya dan paham alur penanganan. Apalagi, saat infrastruktur yang rusak karena bencana. Sesungguhnya bisa menggunakan bantuan APBN dari BNPB, tidak hanya mengandalkan APBD. Sehingga bisa ditangani lebih cepat.

Dia bertekad membangun Karangasem sejalan dengan visi Gubernur Bali, dalam Nangun Sat Kerthi Loka Bali. Dengan menitikberatkan pada lima bidang prioritas. Antara lain, Sandang, Pangan dan Papan, kemudian Pendidikan dan Kesehatan, Jaminan Sosial dan Ketenagakerjaan. Selanjutnya bidang Seni, Adat, Budaya dan Agama. Terakhir baru keterpaduan dengan Pariwisata.

Dia mengakui selama lima tahun terakhir, Karangasem tak banyak yang bisa dibanggakan. Meski saat itu dia sendiri sebagai Wakil Bupati Karangasem, nyatanya dia mengaku tak bisa berkontribusi, memberikan segala kemampuan dan pengalamannya, lantaran adanya “Bupati Bayangan”.

“Saya kira yang ada itu hanya kekasih bayangan. Tetapi, Bupati Bayangan ada juga. Jika ini dilanjutkan, ini pemerintahan yang berbahaya. Rusak tata pemerintahan dan birokrasi kita,” kata Artha Dipa.

Karena tak mau ikut-ikutan dipimpin “Bupati Bayangan”, Artha Dipa akhirnya memutuskan maju bersama Gede Dana. Konsep satu jalur, antara dari pusat, provinsi sampai kabupaten, akan mampu mempercepat pembangunan Karangasem. Sehingga Karangasem ke depan mempunyai daya saing dengan daerah lain di Bali. “Saya fokus, lurus, tulus, ngayah dengan masyarakat. Sebab, jadi Bupati atau Wakil Bupati, jangan lagi kerja jadi pemborong. Kalau begitu tak akan bisa fokus, lurus dan tulus. Kalau jadi pemimpin jadi pemborong juga, arah pikirannya tentu berapa dapat untung, bukan bagaimana kerja untuk memajukan Karangasem,” sorot Artha Dipa. (mar/tio/bfn)

Exit mobile version