KARANGASEM, Balifactualnews.com—Pendapatan Karangasem dari restribusi rekreasi dan olahraga tahun 2022 ditarget sebesar Rp2 miliar. Sayangnya Dinas Pariwisata sebagai OPD pengampu tidak bergerak sigap. Hasilnya target yang dipancang tidak sesuai harapan akibat mbalelonya OPD terkait dalam menjalankan tugas.
Menjelang akhir tahun (November) ini, Dinas Pariwisata hanya mampu memetik retribusi dari pajak hiburan dan rekreasi sebesar Rp600 juta. Hasil itu jauh dari ekspektasi yang diinginkan pemerintah setempat.
Baca Juga : PHRI Karangasem Sambut Gembira Kebijakan Bebas Visa Kunjungan Khusus Wisata Sejumlah Negara Asean
Bupati Karangasem I Gede Dana geram dengan kondisi itu. Pihaknya menilai bahwa Dinas Pariwisata belum bekerja optimal dalam menggali pundi-pundi pendapatan yang dimiliki.
“Kecilnya pendapatan dari retribusi rekreasi dan olahraga karena memang belum digarap optimal,” tegas Gede Dana, Senin (21/11).
Sejak periwisata dibuka, kata Gede Dana, wisatawan yang berkunjung ke Karangasem sudah mulai ramai. Selain berkunjung ke objek wisata, turis mancanegara dan domestic juga banyak yang melakukan kegiatan rafting, diving dan snorkling. Melihat pergerakan arus pariwisata yang dating ke Karangasem, pihaknya menilai sangat tidak masuk akal pendapatan dari sector retribusi rekreasi dan olahraga baru terpenuhi 30 persen dari target Rp2 miliar yang dipasang.
“Saya akan segera lakukan evaluasi atas kenerja OPD terkait, karena untuk mendongkrak pendapatan asli daerah (PAD) tidak cukup hanya berpangku pada pajak MBLB (Mineral Bukan Logam dan Bebatuan) dan pajak hotel dan restouran saja, tetapi potensi yang lain seperti retribusi rekreasi dan hiburan juga sangat penting untuk digarap,” tergas Bupati.
Dikonfirmasi terpisah, Kadis Pariwisata dan Kebudayaan Karangasem, I Wayan Astika berdalih, tidak tercapainya target retribusi rekreasi dan olahraga tersebut disebabkan karena target yang dipasang terlalu tinggi dengan kondisi yang terjadi saat ini.
Baca Juga : Pasca Pandemi, PHRI Karangasem Optimis Tingkat Hunian Hotel Semakin Membaik
Kecilnya pendapatan dari retribusi rekreasi dan olahraga, kata Astika, bukan karena ada kebocoran. Semua itu disebabkan sepinya kunjungan wistawan ke Karangasem hingga berimbas pada tingkat kunjungan wisatawan untuk melakukan kegiatan rafting, snorkling dan diving.
“Kegiatan rafting menjadi sepi salah satunya disebakan karena ada bencana air bah. Alur rafting banyak yang rusak dan membuat wisatawan tidak berani melakukan kegiatan itu,” pungkasnya. (tio/bfn).