Dampak Kekeringan, Petani Cabai di Karangasem Menjerit

dampak-kekeringan-petani-cabai-di-karangasem-menjerit
Petani cabai yang ada di Desa Bungaya, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem sedang mengecek tanaman cabainya yang layu dan buah membusuk akibat cuaca panas, Selasa (31/10/2023).
banner 120x600

KARANGASEM, Balifactualnews.com – Dampak musim kemarau berkepanjangan, tidak hanya menyebabkan banyaknya kebakaran hutan dan lahan di karangasem, tetapi juga berdampak terhadap tanaman cabai yang menjadi layu sebelum munculnya buah cabai. Peristiwa itu membuat para petani cabai yang ada di Desa Bungaya, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem mengeluh.

Ditemui awak media, Selasa(31/10/2023), salah seorang petani cabai di Desa Bungaya I Nengah Kari mengatakan, sebagian besar tanaman cabai yang ada di wilayah tersebut kini layu hingga buahnya membusuk saat masih muda sehingga tidak bisa di panen lagi.

‘Tanaman cabai mulai layu sejak sebulan lalu. Padahal bulan lalu baru saja mulai panen. Sekarang justru terancam gagal panen karena kondisi cuaca yang sangat panas saat ini,” keluhnya.

Berkaitan dengan hal itu, penghasilan Nengah Kari dari menjual cabai menjadi menurun. Biasanya kata Kari, untuk penghasilan dalam sekali panen ia mengaku bisa mendapatkan sekitar Rp 1-2 juta.

“Sebulan lalu kami baru memanen sebanyak 5 kali. Kalau tidak keburu layu dan mati tanaman cabainya bisa panen sekitar 8 kali lagi. Penghasilan kami terancam hilang sekitar Rp 15 juta lebih,” imbuh Kari.

Dikonfirmasi terpisah awak media, Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Karangasem I Nyoman Siki Ngurah mengaku akan mengecek terlebih dahulu ke lapangan terkait kondisi tersebut apakah benar murni karena cuaca atau karena faktor lain penyebabnya.

“Saya segera hubungi petugas yang ada di wilayah tersebut untuk melakukan pengecekan. Supaya bisa dipastikan, sehingga bisa secepatnya dicarikan solusi,” kata Siki Ngurah. (meta/tio/bfn)